Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Cibuaya, Situs yang Disucikan Sejak Akhir Masa Praaksara

Kompas.com - 12/03/2023, 12:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kemdikbud

Lepa (perekat bangunan seperti semen) tersebut terbuat dari campuran kerang laut yang ditumbuk berwarna putih.

Penggalian pada 1994 menemukan reruntuhan kedua yang berjarak 5,5 meter dari bangunan pertama.

Reruntuhan kedua berdenah bujur sangkar berukuran 4,4 x 4,8 meter. Bersamaan dengan itu ditemukan fragmen kepala arca, lepa bermotif, dan sebuah manik.

Baca juga: 7 Prasasti Peninggalan Kerajaan Tarumanegara

Sektor 6

Sektor 6 berupa gundukan tanah setinggi 0,4 meter dengan denah berukuran 4 x 8 meter.

Keadaan sektor ini sudah rusak dan bata-batanya banyak yang telah dimanfaatkan warga sekitar untuk pembangunan pemukiman dan pematang sawah.

Arca Wisnu Cibuaya 1

Arca Wisnu Cibuaya 1 ditemukan di Kecamatan Pedes oleh Warsinah yang hendak menggali sumur pada 1951.

Arca bertangan empat dan dalam sikap berdiri ini memiliki tinggi 63 cm.

Dari hasil penelitian, diketahui bahwa seni hias arca ini menunjukkan ciri arca gaya Pallawa dari abad ke-7 atau abad ke-8.

Baca juga: Candi Sumur dan Legenda Joko Pandelegan

Arca Wisnu Cibuaya 2

Arca Wisnu Cibuaya 2 ditemukan pada 1957. Bentuk arca setinggi 48 cm ini mirip seperti arca pertama.

Penelitian menunjukkan arca yang terbuat dari batu hitam yang dipoles ini menunjukkan ciri-ciri Pala di Bihar dan Bengal (India Utara).

Diperkirakan, Arca Wisnu Cibuaya 2 berasal dari abad ke-9.

Batu pipisan

Pada 1947 dan 1948, warga sekitar Desa Pejaten menemukan delapan batu pipisan.

Setelah itu, ditemukan kembali 14 batu pipisan, sehingga jumlahnya menjadi 22.

Bentuk dari batu pipisan tersebut memiliki bidang rata pada permukaannya dan kaki pada bawahnya serta terbuat dari batu andesit.

Baca juga: Batu Pipisan, Alat Penumbuk dari Zaman Purba

Lumpang batu dan batu bergores

Lumpang batu ditemukan pada 1984, ketika dilakukan survei di Desa Krajan Cibuaya di rumah serang penduduk.

Survei pada 1996 kembali menemukan lumpang batu di halaman rumah seorang warga dekat Pasar Cibuaya.

Tidak jauh dari situ, ditemukan batu andesit bergores berukuran 60 x 80 x 20 cm dengan posisi mendatar.

Batu tersebut memiliki banyak sekali goresan yang memenuhi seluruh permukaannya.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com