Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Daftar Sunan Keraton Surakarta

Kompas.com - 15/12/2022, 16:00 WIB
Widya Lestari Ningsih

Penulis

Sumber Kompas.com

KOMPAS.com - Di Surakarta terdapat dua pecahan Kerajaan Mataram Islam, yakni Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Mangkunegaran.

Kasunanan Surakarta Hadiningrat berdiri setelah peristiwa Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755.

Perjanjian Giyanti membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi dua kekuasaan, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Kasunanan Surakarta dipimpin oleh Sunan Pakubuwono III, sementara Kasultanan Yogyakarta diperintah oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengkubuwono I.

Penguasa Keraton Kasunanan Surakarta bergelar Sunan. Dalam budaya Jawa, Sunan adalah singkatan dari susuhunan, yakni sebutan bagi orang yang diagungkan atau dihormati karena kedudukan dan jasanya di masyarakat.

Baca juga: Keraton Surakarta: Sejarah Berdirinya, Fungsi, dan Kompleks Bangunan

Daftar Sunan Keraton Surakarta

Berikut ini sunan Keraton Surakarta sejak Sri Susuhunan Pakubuwono III, yang menyepakati Perjanjian Giyanti, hingga sekarang.

Sri Susuhunan Pakubuwono III (1755-1788)

Sri Susuhunan Pakubuwono III adalah raja Mataram terakhir sekaligus sunan pertama Kasunanan Surakarta Hadiningrat.

Pakubuwono III memiliki nama kecil Raden Mas Suryadi, putra dari Pakubuwono II dan GKR Hemas.

Pada 1749, Raden Mas Suryadi dilantik Belanda menjadi raja Mataram untuk menggantikan Pakubuwono II yang wafat karena sakit.

Namun, kepemimpinan Pakubuwono III menghadapi pergolakan dari Pangeran Mangkubumi (adik Pakubuwono II) dan Raden Mas Said atau Pangeran Sambernyawa (keponakan Pakubuwono II).

Konflik mereda setelah dilakukan Perjanjian Giyanti pada 1755, yang membagi Kerajaan Mataram Islam menjadi dua kekuasaan, yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.

Dalam perjanjian tersebut, Pakubuwono III diputuskan memerintah Kasunanan Surakarta sedangkan Kasultanan Yogyakarta diperintah oleh Pangeran Mangkubumi yang bergelar Sultan Hamengkubuwono I.

Baca juga: Sri Susuhunan Pakubuwono III, Raja Jawa Pertama yang Dilantik VOC

Sri Susuhunan Pakubuwono IV (1788-1820)

Sri Susuhunan Pakubuwono IV adalah putra Pakubuwono III yang lahir dengan nama Raden Mas Subadya.

Pakubuwono IV memerintah selama 32 tahun, hingga akhir hidupnya pada 2 Oktober 1820.

Sri Susuhunan Pakubuwono V (1820-1823)

Sri Susuhunan Pakubuwono V lahir dengan nama Raden Mas Sugandi. Ia adalah putra Pakubuwono IV dan permaisuri KRAy. Handoyo.

Sebelum naik takhta menggantikan ayahnya, Raden Mas Sugandi lebih dulu diangkat menjadi putra mahkota bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Amangkunegara Ing Surakarta.

Pakubuwono V hanya memerintah selama tiga tahun, yakni hingga akhir hayatnya pada 1823.

Baca juga: Sri Susuhunan Pakubuwono V: Raja di Balik Lahirnya Serat Centhini

Sri Susuhunan Pakubuwono VIIkatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia Sri Susuhunan Pakubuwono VI

Sri Susuhunan Pakubuwono VI (1823-1830)

Sri Susuhunan Pakubuwono VI adalah putra Pakubuwono V yang memiliki nama kecil Raden Mas Sapardan.

Pakubuwono VI adalah pendukung perjuangan Pangeran Diponegoro, yang turut ditangkap dan diasingkan ke Ambon.

Untuk menghargai jasanya, Pakubuwono VI telah dikukuhan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden RI No. 294 Tahun 1964.

Sri Susuhunan Pakubuwono VII (1830-1858)

Setelah Pakubuwono VI diasingkan Belanda ke Ambon, takhta Kasunanan Surakarta jatuh ke tangan pamannya, Sri Susuhunan Pakubuwono VII.

Pakubuwono VII adalah putra Pakubuwono IV dan Raden Ayu Sukaptinah atau Kanjeng Ratu Kencana Wungu.

Nama kecilnya Raden Mas Malikis Solikin, dan saat tumbuh dewasa bergelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Purbaya.

Baca juga: Sri Susuhunan Pakubuwono VII: Biografi dan Kebijakannya

Sunan Pakubuwono VIIICreative Commons/Woodbury Sunan Pakubuwono VIII

Sri Susuhunan Pakubuwono VIII (1858-1861)

Sri Susuhunan Pakubuwono VIII adalah putra Pakubuwono IV sekaligus kakak dari Pakubuwono VII, tetapi lain ibu.

Ibunya adalah seorang selir bernama Raden Mas Ayu Rantansari, putri Ngabehi Joyokartiko, seorang abdi dalem di Kadipaten Anom.

Pakubuwono VIII memiliki nama kecil Raden Mas Kuseni, kemudian diberi gelar Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Hangabehi saat diangkat sebagai pangeran pada 1805.

Pakubuwono VIII hanya memerintah selama tiga tahun, yakni antara 1858-1861.

Ketika naik takhta untuk menggantikan Pakubuwono VII yang tidak memiliki keturunan laki-laki, usianya memang telah senja, yakni 69 tahun.

Sri Susuhunan Pakubuwono IX (1861-1893)

Sri Susuhunan Pakubuwono IX adalah putra Pakubuwono VI dan Ratu Hemas atau Kanjeng Ratu Ageng yang lahir dengan nama Raden Mas Suryo Duksina.

Pakubuwono IX dikenal sebagai sunan yang aktif menulis karya sastra yang sarat akan nasihat.

Ia juga aktif melakukan renovasi bangunan keraton, hingga dijuluki sebagai Sinuhun Bangun Kedhaton.

Baca juga: Sri Susuhunan Pakubuwono IX: Biografi dan Karya-karyanya

Sri Susuhunan Pakubuwono X.TROPENMUSEUM Sri Susuhunan Pakubuwono X.

Sri Susuhunan Pakubuwono X (1893-1939)

Lahir dengan nama Raden Mas Sayiddin Malikul Kusno, Sri Susuhunan Pakubuwono X adalah putra Pakubuwono IX dan Kanjeng Ratu Kustiyah.

Pakubuwono X dikenal berperan aktif dalam perjuangan pergerakan nasional, pelopor pembangunan dan pendidikan rakyat.

Atas jasa-jasanya, Pakubuwono X dianugerahi gelar Pahlawan Nasional pada 2011.

Sri Susuhunan Pakubuwono XI (1939-1945)

Sri Susuhunan Pakubuwono XI memiliki nama kecil Raden Mas Ontoseno. Ia merupakan putra sulung Pakubuwono X dari istri selir KRAy. Mandayaretna.

Pemerintahannya terjadi pada masa Perang Dunia II, sekaligus menandai pergantian pemerintah penjajahan dari Belanda ke Jepang.

Pakubuwono XI meninggal sebelum kemerdekaan Indonesia, yakni pada 1 Juni 1945.

Baca juga: Sri Susuhunan Pakubuwono I: Silsilah dan Perjalanannya menjadi Raja

Sri Susuhunan Pakubuwono XII (1945-2004)

Sri Susuhunan Pakubuwono XII adalah putra Pakubuwono XI dan KRAy. Koespariyah yang lahir dengan nama Raden Mas Suryo Guritno.

Pakubuwono XII menjadi penguasa terlama yang memerintah Kasunanan Surakarta, yakni selama 59 tahun.

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII.Dok. Diskominfo Jateng Sri Susuhunan Pakubuwono XIII.
Sri Susuhunan Pakubuwono XIII (2004 - sekarang)

Sri Susuhunan Pakubuwono XIII adalah putra tertua Pakubuwono XII yang lahir dengan nama GRM Suryadi.

Namun, karena sakit-sakitan, namanya diganti menjadi GRM. Suryo Partono. Setelah Pakubuwono XII meninggal, terjadi keributan di Keraton Surakarta karena terjadi ketidaksepakatan siapa yang akan meneruskan takhta.

Salah satu putra Pakubuwono XII yang bernama KGPH Tejowulan dinobatkan menjadi sunan pada 31 Agustus 2004.

Padahal dalam rapat sebelumnya, GRM. Suryo Partono sebagai putra tertua Pakubuwono XII diputuskan untuk menjadi ahli waris.

Konflik baru mereda ketika terjadi rekonsiliasi damai antara Pakubuwono XIII dan KGPH Tejowulan pada 2012, atas prakarsa wali kota Surakarta saat itu, Joko Widodo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com