Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Gutenberg Menemukan Mesin Cetak?

Kompas.com - 13/10/2021, 10:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penemuan mesin cetak adalah salah satu peristiwa penting dalam sejarah manusia karena menjadi pendorong kemunculan Zaman Renaissance dan Abad Pencerahan.

Pasalnya, penemuan mesin cetak memungkinkan informasi lebih cepat menyebar di seluruh Eropa untuk mempromosikan pembaruan budaya.

Kehadiran mesin cetak juga melambangkan bahwa suatu pengetahuan tidak lagi menjadi milik eksklusif suatu elit tertentu.

Hal ini dibuktikan dengan peningkatan literasi pada masyarakat Eropa, yang akhirnya menantang kekuatan orang-orang kaya, para bangsawan, dan gereja, yang menjadi pihak terdidik pada Abad Pertengahan.

Peristiwa bersejarah itu tidak dapat dilepaskan dari peran Johannes Gutenberg, penemu mesin cetak pertama.

Lantas, bagaimana kisah perjalanan Gutenberg menemukan mesin cetak?

Baca juga: Biografi Johannes Gutenberg, Penemu Mesin Cetak

Berawal dari ide kreatif

Johannes Gutenberg menemukan mesin cetak pada tahun 1450. Namun, penemuan bersejarah itu terwujud setelah melampaui proses yang cukup panjang.

Gutenberg mulai bereksperimen dengan pencetakan pada 1438, ketika ia masih tinggal di Strasbourg, Perancis.

Ia berpikir bahwa cetakan dari balok yang ditekan ke lembaran kertas cetak memang lebih baik daripada sekadar menyalin manuskrip.

Akan tetapi, cara itu memakan waktu yang sangat lama karena balok kayu tersebut harus dikerjakan dengan hati-hati dan hanya dapat mencetak satu halaman tertentu saja.

Baca juga: Zaman Renaisans, Kelahiran Kembali Peradaban dan Kebudayaan Eropa

Berdasarkan pengalamannya sebagai pengrajin logam, Gutenberg berpikir apabila balok kayu dapat digunakan untuk membentuk huruf cetak, seharusnya lempengan logam juga dapat digunakan untuk tujuan serupa.

Menurutnya, pemanfaatan logam akan mempercepat proses pembuatan ulang setelah satu karakter berhasil dibentuk.

Dari situlah, Gutenberg menjadi orang pertama yang membuat cetakan dari campuran timbal, timah, dan antimon untuk menghasilkan cetakan yang lebih tahan lama.

Ide baru dengan memanfaatkan lempengan logam ini tentunya akan lebih praktis, daripada harus mengukir balok kayu.

Lahirnya mesin cetak Gutenberg

Pada 1448, Gutenberg memindahkan bengkel kerjanya ke Mainz, kota kelahirannya di Jerman.
Di kota itulah ia menyempurnakan temuannya dan merakit mesin cetak pertamanya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sejarah Pura Lempuyang Luhur di Bali

Sejarah Pura Lempuyang Luhur di Bali

Stori
Sayyid Sulaiman, Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri

Sayyid Sulaiman, Pendiri Pondok Pesantren Sidogiri

Stori
Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Perlawanan Nonkooperatif Kelompok Sukarni terhadap Jepang

Stori
Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Hasil Perlawanan Pangeran Antasari

Stori
Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com