KOMPAS.com - Salah satu latar belakang kedatangan bangsa Barat ke Indonesia adalah pencarian rempah-rempah.
Pada saat itu, rempah-rempah menjadi komoditas berharga dan paling dicari bangsa-bangsa Eropa, bahkan nilainya sempat melebihi logam mulia seperti emas.
Sedangkan kondisi alam Eropa membuat produksi rempahnya tidak seoptimal negeri-negeri timur, seperti Indonesia.
Rempah-rempah yang dibutuhkan Eropa sebagian besar terdapat di Indonesia, seperti contohnya cengkeh, pala, dan lada.
Lantas, mengapa rempah-rempah sangat dibutuhkan oleh bangsa Eropa?
Benua Eropa mempunyai sejumlah karakteristik yang menjadikannya berbeda dengan benua lainnya.
Secara astronomis, benua Eropa terletak di antara 36ºLU – 71º BT dan 10º BT – 66º BT. Karena letak astronomisnya itu, benua Eropa terkenal dengan musim dinginnya.
Rempah-rempah sangat dibutuhkan oleh bangsa Eropa karena setiap tahun dilanda musim dingin, dan membutuhkannya untuk menghangatkan tubuh.
Ketika dijadikan bumbu masakan atau bahan minuman, rempah-rempah dapat menghangatkan tubuh.
Seperti contohnya adalah lada atau merica, yang mampu memberikan efek hangat sehingga begitu dicari oleh orang-orang Eropa.
Baca juga: Latar Belakang Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia
Selain menjadi penghangat tubuh, rempah-rempah memiliki beragam manfaat lainnya, yakni sebagai pengawet makanan.
Manfaat rempah ini karena keberadaan senyawa antimikroba dan antioksidan yang secara alami terkandung di dalamnya.
Beberapa contoh rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai pengawet makanan alami adalah pala, cengkeh, dan kayu manis.
Rempah-rempah tersebut dapat digunakan untuk mengawetkan daging hingga buah-buahan ketika musim dingin tiba.
Orang-orang Eropa sangat menyenangi rempah-rempah karena mampu menyempurnakan cita rasa masakan.
Bahkan rempah-rempah adalah penyedap makanan yang menjadi pertarungan gengsi para bangsawan Eropa di meja makan.
Baca juga: Proses Kedatangan Bangsa Barat ke Indonesia
Oleh karena itu, bangsa Eropa mau memburu rempah-rempah hingga ke dunia timur yang jaraknya sangat jauh dan membutuhkan waktu serta biaya perjalanan yang besar.
Sebab, para pedagang Eropa tetap akan membeli rempah-rempah meskipun harganya sangat mahal.
Rempah-rempah merupakan komoditas perdagangan yang menjadi primadona di Eropa karena juga dapat berfungsi sebagai obat.
Rempah-rempah yang tinggi kandungan antioksidan dan antiinflamasi dapat mencegah serta mengobati berbagai penyakit kronis.
Beberapa contoh rempah-rempah yang dapat diolah menjadi obat adalah kayu manis, cengkeh, ketumbar, jahe, dan kunyit.
Referensi: