Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Salib VI (1228-1229)

Kompas.com - 22/07/2021, 13:00 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perang Salib Keenam atau juga dikenal sebagai Perang Salib Frederick II berlangsung antara 1228-1229.

Bagi sebagian sejarawan, ekspedisi militer untuk merebut Yerusalem ini dianggap sebagai babak terakhir Perang Salib Kelima yang tertunda.

Perang Salib Keenam sangat sedikit melibatkan pertempuran di medan perang, karena didominasi oleh kemampuan diplomatik Frederick II, Kaisar Romawi Suci dan Raja Sisilia.

Hasil dari perang ini adalah Kerajaan Yerusalem kembali mendapatkan kendali atas Yerusalem selama 15 tahun berikutnya.

Keterlibatan Frederick II dalam Perang Salib

Kaisar Frederick II sebenarnya telah terlibat dalam Perang Salib Kelima (1217-1221) dengan mengirimkan pasukan dari Jerman.

Namun, ia belum mau terjun ke medan perang dan berjanji akan bergabung setelah penobatannya sebagai kaisar pada 1220 oleh Paus Honorius III.

Pada 1225, Frederick II menikah dengan Isabella II, putri penguasa Kerajaan Yerusalem.

Dengan begitu, ia dapat mengklaim takta kerajaan yang terpecah itu dan memiliki alasan untuk memulihkannya.

Pada 1227, setelah penobatan Paus Gregorius IX, Frederick II dan pasukannya berlayar dari Italia menuju Akko, Israel.

Akan tetapi, ia segera kembali ke Italia karena adanya wabah. Alhasil, Frederick II dikucilkan oleh Paus Gregorius karena dianggap telah melanggar sumpahnya.

Pada 1228, setelah gagal dalam upayanya berdamai dengan Paus Gregorius, Frederick II memilih berlayar ke Akko.

Pada September 1228, Frederick II tiba di Akko dengan tekad untuk merebut kembali Yerusalem.

Ia membawa sekitar 10.000 infanteri dan 2.000 pasukan lainnya. Akan tetapi, begitu konfliknya dengan Paus Gregorius tersebar, dukungan untuknya berkurang drastis.

Baca juga: Pertempuran Khaibar: Penyebab dan Jalannya Perang

Perjanjian diplomatik dengan Sultan al-Kamil

Frederick II sadar bahwa dirinya tidak memiliki kekuatan militer yang mumpuni untuk berperang.

Oleh karena itu, ia memilih untuk bernegosiasi terkait penyerahan Yerusalem.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com