Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pithecanthropus Erectus: Penemuan, Ciri-ciri, dan Kontroversi

Kompas.com - 08/04/2021, 14:56 WIB
Widya Lestari Ningsih,
Nibras Nada Nailufar

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pithecanthropus erectus atau disebut juga sebagai Manusia Jawa adalah fosil manusia purba yang ditemukan oleh Eugene Dubois pada 1890 di Trinil, tepi Sungai Bengawan Solo, Ngawi, Jawa Timur.

Saat ditemukan, fosil ini diperkirakan berusia antara 700.000 hingga satu juta tahun.

Pithecanthropus erectus merupakan fosil manusia purba yang paling terkenal dan paling awal ditemukan di Indonesia.

Pada awalnya, Eugene Dubois memberi nama temuannya ini sebagai Anthropopithecus erectus.

Nama Pithecanthropus erectus kemudian ditetapkan karena fosil-fosil yang ditemukan membentuk kerangka manusia yang menyerupai kera.

Kata Pithecanthropus erectus berasal dari bahasa Yunani, fithkos yang artinya kera, anthropus berarti manusia, dan erectus berarti tegak.

Pithecanthropus erectus berarti manusia kera yang berjalan tegak. 

Salah satu manusia pendukung masyarakat praaksara pada masa berburu dan mengumpulkan makanan adalah Pithecantropus erectus.

Baca juga: Pithecanthropus Erectus, Fosil Manusia Purba Pertama yang Ditemukan di Indonesia

Penemuan

Sebelum penemuannya di Trinil, Eugene Dubois mengawali temuan fosil Pithecanthropus erectus di Desa Kedungbrubus, Madiun.

Temuannya berupa fragmen rahang yang pendek dan sangat kekar, dengan sebagian prageraham yang masih tersisa.

Prageraham itu menunjukkan ciri gigi manusia, bukan gigi kera, sehingga diyakini bahwa fragmen rahang tersebut milih rahang hominid.

Penggalian yang dipimpin oleh Eugene Dubois di Trinil dilakukan pada endapan alluvial Bengawan Solo.

Dari lapisan tersebut ditemukan bagian atas tengkorak, tulang rahang, dan beberapa buah tulang paha yang menunjukkan pemiliknya telah berjalan tegak.

Baca juga: Kehidupan Sosial Manusia Purba

Pohon pilang yang tumbuh di seberang bengawan Solo yang sempat terabadikan dalam foto  saat Eugene Dubois melakukan penggalian dan menemukan fosil Pithecanthropus Erectus sampai saat ini masih bisa di lihat dan menjadi tanda mudah mencari lokasi penggalian fosilKOMPAS.COM/SUKOCO Pohon pilang yang tumbuh di seberang bengawan Solo yang sempat terabadikan dalam foto saat Eugene Dubois melakukan penggalian dan menemukan fosil Pithecanthropus Erectus sampai saat ini masih bisa di lihat dan menjadi tanda mudah mencari lokasi penggalian fosil

Tengkorak Pithecanthropus erectus yang ditemukan di Trinil sangat pendek tetapi memanjang ke belakang.

Tulang keningnya sangat menonjol dan di bagian belakang mata terdapat penyempitan yang sangat jelas, menandakan otak yang belum berkembang.

Volume otaknya sekitar 900 cc, di antara otak kera (600 cc) dan otak manusia modern (1.200-1.400 cc).

Pada bagian belakang kepala terlihat bentuk yang meruncing, diduga pemiliknya adalah perempuan.

Berdasarkan kaburnya sambungan perekatan antartulang kepala, diperkirakan individu tersebut telah dewasa.

Baca juga: Mengapa Zaman Paleozoikum Belum Terdapat Manusia Purba?

Ciri-ciri

Sebutan Pithecanthropus erectus menunjukkan ciri khusus manusia purba ini yaitu:

  • Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat
  • Berjalan tegak
  • Tinggi badan berkisar antara 165-170 cm dengan berat badan kurang dari 100 kg
  • Volume otaknya sekitar 900 cc
  • Makanannya masih diolah secara sederhana
  • Hidupnya diperkirakan antara 700.000 sampai satu juta tahun lalu.

Kontroversi

Eugene Dubois beralasan bahwa fosil Pithecanthropus erectus mewakili missing link atau mata rantai yang hilang antara perkembangan kera dan manusia.

Namun, pendapatnya tersebut menimbulkan banyak kontroversi.

Beberapa kritikus menyatakan bahwa fosil temuannya adalah milik kera yang berjalan tegak atau milik manusia primitif.

Dalam perkembangannya, kesamaan antara Pithecanthropus erectus dan Sinanthropus pekinensis (Manusia Peking) membuat Ernst Mayr menyebut keduanya sebagai Homo erectus.

Fosil lain yang ditemukan pada paruh pertama abad ke-20 di Sangiran dan Mojokerto, semuanya lebih tua dari penemuan Dubois dan dianggap sebagai bagian dari spesies Homo erectus.

Baca juga: Sistem Kepercayaan Manusia Purba Masa Praaksara

Referensi:

  • Trimaryanto, Aldriyanto. (2019). Manusia Purba di Indonesia. Yogyakarta: Sentra Edukasi Media.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com