Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sejarah Peradaban Islam: Dinasti Ikhsidiyah

Dinasti Ikhsidiyah merupakan dinasti baru di Mesir dan masih keturunan Fraghanah yang berpusat di Fustat.

Dinasti ini adalah salah satu dari dinasti-dinasti kecil pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah.

Pada masa kekuasaan Bani Abbasiyah, terdapat lima dinasti kecil yang berada di sebelah barat Baghdad, di antaranya adalah Dinasti Idrisiyah, Dinasti Aghlabiyah, Dinasti Thuluniyah, Dinasti Hamdaniyah, dan Dinasti Ikhsidiyah.

Berikut ini sejarah Dinasti Ikhsidiyah.

Awal berdiri

Dinasti Ikhsidiyah didirikan oleh Muhammad ibnu Tughji, seorang militer Turki yang telah lama mengabdi kepada khalifah Abbasiyah.

Bukan hanya itu, ia juga berhasil meredam pemberontakan yang dilakukan oleh Dinasti Fathimiyah di Mesir.

Oleh karena itu, ia dianugerahi gelar Al-Ikhsyid. Berkat keberhasilannya itu, ia menjadi khalifah yang memeproleh banyak simpati dari rakyat.

Karena kecakapannya yang luar biasa, ada salah seorang pangeran Romawi bernama Romanus menyatakan rasa kagum dan hormat kepada Muhammad ibnu Tughji.

Perkembangan

Setelah Dinasti Ikhsidiyah berdiri dan berkembang, Al-Ikhsyid meninggal dunia.

Kepemimpinan dinasti ini lalu beralih kepada anaknya yang bernama Unujur dan Ali.

Karena keedua pengganti Al-Ikhsyid ini masih berusia di bawah umur, pemerintahan Dinasti Ikhsidiyah kemudian diserahkan kepada Abu al-Misk Kafur.

Di masa pemerintahan Kafur inilah Dinasti Ikhsidiyah mencapai kegemilangan.

Salah satu kehebatan Kafur adalah ia dapat menghentikan pemberontakan Dinasti Fathimiyah di sepanjang pantai utara Afrika.

Bukan hanya itu, serangan dari Dinasti Hamdaniyah di Suriah Utara juga dapat diatasi.

Kegemilangan Dinasti Ikhsidiyah lebih tampak pada kekuatan militernya.

Terdapat banyak wilayah yang pernah ditaklukkan oleh Dinasti Ikhsidiyah, di antaranya adalah Syam, Palestina, Mekkah, dan Madinah.

Kafur juga membangun istana yang terkenal dengan sebutan Bustan al-Kafur di Raudah.

Pada masa pemerintahan Dinasti Ikhsidiyah juga muncul beberapa tokoh intelektual Muslim ternama, seperti Abu Ishak al-Marwazi, Hasan ibnu Rasyid al-Misri, Muhammad ibnu Walid al-Tamimi, dan al-Mutanabbi.

Kemunduran

Kehancuran Dinasti Ikhsidiyah disebabkan oleh raja-raja dan para penguasa yang menghabiskan uang negara secara berlebihan untuk kepentingan pribadi.

Tanda-tanda kemunduran Dinasti Ikhsidiyah terlihat setelah Kafur meninggal dunia.

Sepeninggal Kafur, kekhalifahan digantikan oleh Ahmad, cucu Muhammad ibnu Tughji.

Pada masa kepemimpinan Ahmad, Ikhsidiyah mengalami fase kemunduran dan kehancuran.

Selama periode kekuasaannya, dinasti ini tidak memberikan sumbangsihnya di Mesir maupun Suriah.

Selain itu, tidak ada karya-karya publik yang lahir dari tangan mereka.

Pada 969 M, Dinasti Ikhsidiyah kehilangan kekuasaan atas negerinya dan menyerah kepada jenderal terkenal dari Dinasti Fatimiyah, Jawhar.

Dinasti Ikhsidiyah resmi telah jatuh ke tangan Dinasti Fathimiyah pada 358 H.

Referensi:

  • Fuadi, Imam. (2011). Sejarah Peradaban Islam. Yogyakarta: Teras.
  • Pulungan, J. S. (2017). Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: Amzah.
  • Syahraeni, Andi. (2016). Dinasti-Dinasti Kecil Bani Abbasiyah. Rihlah: Jurnal Sejarah Dan Kebudayaan, 4(1), 91-109.

https://www.kompas.com/stori/read/2024/01/26/170000379/sejarah-peradaban-islam--dinasti-ikhsidiyah

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke