Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Fakta atau Mitos Cleopatra Tewas karena Gigitan Ular

Beberapa bulan kemudian, ketika pasukan Romawi di bawah Octavian telah mendekati gerbang kota, Cleopatra memilih untuk bunuh diri pada 10 Agustus tahun 30 SM, dengan cara membiarkan seekor ular berbisa menggigit dirinya dan dua dayang-dayangnya.

Namun, apakah benar Cleopatra meninggal karena gigitan ular tersebut?

Citra Cleopatra

Jawaban bagaimana Cleopatra meninggal sangat minim ditemukan dalam bukti sejarah. 

Mereka yang menyusun catatan paling komprehensif tentang kehidupannya, terutama penulis Romawi seperti Plutarch, hidup beberapa generasi setelah kematian Cleopatra.

Para penyair, penulis drama, dan pembuat film menggunakan sumber-sumber Plutarch untuk menggambarkan Cleopatra sebagai sosok wanita cantik yang mampu membuat dua pemimpin Romawi, Julius Caesar dan Mark Antony, jatuh cinta.

Di balik gambaran yang terkenal, Cleopatra adalah seorang ratu yang kuat dan salah satu anggota terkemuka dari dinasti Yunani yang menguasai Mesir selama lebih dari tiga abad.

Kematian Cleopatra

Setelah pasukan Romawi mengalahkan pasukan Mesir dalam Pertempuran Actium, Antony dan Cleopatra mundur ke Alexandria, di mana mereka menyaksikan mantan sekutu dan pendukung beralih ke pihak Octavian.

Stacy Schiff dalam bukunya pada 2010 mengungkapkan bahwa Cleopatra dan Mark Antony mengakhiri kelompok "Society of Inimitable Livers" karena pendukungnya tersebut berperilaku buruk.

Mereka kemudian mendirikan kelompok baru yang disebut "Companions to the Deat".

Cleopatra segera memerintahkan pembangunan sebuah mausoleum dua lantai di tanah istananya, bersebelahan dengan kuil yang didedikasikan untuk dewi Isis.

Pada akhir Juli tahun 30 SM, pasukan Octavian telah mencapai Alexandria dan Cleopatra mundur ke mausoleumnya.

Mendengar laporan bahwa Cleopatra telah meninggal, Antony menusuk dirinya sendiri dengan pedangnya.

Menurut catatan sejarah Plutarch, pada 9 Agustus, seseorang dari tim Octavian diam-diam memberi tahu Cleopatra bahwa Octavian segera pergi ke Roma. Octavian juga ingin membawa Cleopatra serta anak-anaknya.

Keesokan harinya, Cleopatra masuk ke dalam mausoleum bersama dua dayang-dayangnya, Iras dan Charmion, kemudian mengirim pesan kepada Octavian.

Isi catatannya adalah Cleopatra ingin dikuburkan di samping Antony.

Terkejut dengan isi catatan tersebut, Octavian segera mengirim orang-orangnya untuk menyelidiki di mana Cleopatra.

Ketika para penjaga membongkar pintu mausoleum, mereka menemukan Cleopatra terbaring tanpa nyawa di atas sofa emas, sedangkan dua dayangnya sudah mati di sisinya.

Saat meninggal, Cleopatra berusia 39 tahun dan telah memerintah Mesir selama lebih dari 20 tahun.

Teori Gigitan Ular

Menurut teori yang paling banyak diperbincangkan mengenai kematian Cleopatra adalah teori  gigitan ular berbisa, yakni ular kobra Mesir.

Kematian ini memiliki unsur dramatis tersendiri karena ular merupakan simbol kerajaan bagi orang Mesir, sedangkan kobra terkait dengan dewi favorit Cleopatra, yakni Isis.

Namun, ada beberapa kontroversi dari teori ini menurut Stacy Schiff, seorang epitolog modern.

Pertama, ular kobra biasanya memiliki panjang minimal lima kaki dan dapat tumbuh hingga delapan kaki.

Cerita yang menyebutkan bahwa Cleopatra membawa ular dalam keranjang buah ara menjadi sulit dipercayai karena ukuran ular kobra jauh lebih besar dari yang dapat muat di dalam sebuah keranjang buah ara.

Selain itu, tidak semua gigitan ular mematikan. Adapun racun ular yang mematikan biasanya membunuh korban dengan lambat.

Oleh karena itu, sulit dipercayai bahwa sebuah ular bisa membunuh Cleopatra dan dua dayangnya dalam waktu singkat sebelum Octavian menerima pesannya dan mengirim penjaganya.

Menurut Stacy Schiff, lebih masuk akal jika Cleopatra bunuh diri dengan meminum racun atau salep beracun.

Pada 2010, Christoph Schaefer, seorang sejarawan Jerman, mengusulkan bahwa Cleopatra mungkin meninggal karena mengonsumsi campuran racun dari cangkrang, wolfsbane, dan opium.

Usul ini didasarkan pada penelitian dokumen kuno dan kerja samanya dengan seorang toksikolog.

Apakah Cleopatra membunuh dirinya sendiri?

Namun, fakta sebenarnya tentang kematian Cleopatra masih menjadi misteri yang sulit terpecahkan.

Karena tidak ada saksi mata jelas dan catatan tertulis utama yang dapat memberikan gambaran pasti tentang kematian Cleopatra, sebagian besar informasi didasarkan pada catatan Octavian.

Beberapa sejarawan curiga Octavian memiliki motif tertentu dalam pembuatan kisah kematian Cleopatra.

Tentu saja, Octavian memiliki motif untuk menginginkan kematian Cleopatra karena ratu ini  merupakan ancaman potensial bagi dominasinya di Mesir.

Setelah kematian Cleopatra, Octavian memerintahkan penjaganya untuk mencari dan membunuh Caesarion, putra Cleopatra dengan Julius Caesar, agar anak itu tidak mengambil alih tahta ibunya.

Kemudian, Octavian menjadikan Mesir sebagai provinsi Romawi dan dirinya sebagai kaisar.

Dalam memoarnya, Octavian memastikan versi kematian tragis Cleopatra, termasuk gigitan ular untuk terus dikenang berabad-abad yang akan datang.

Namun, apa yang benar-benar terjadi di dalam mausoleum itu, seperti yang diungkapkan oleh Plutarch, tetap menjadi misteri tidak pernah terpecahkan.

Referensi:

  • Starks, L. S. (2005). The Erotics of Death in Antony and Cleopatra. Antony and Cleopatra: New critical essays, 30, 243.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/11/01/210000979/fakta-atau-mitos-cleopatra-tewas-karena-gigitan-ular

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke