Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Raja Ali Haji, Pahlawan Nasional dan Bapak Bahasa Indonesia

Raja Ali Haji terkenal sebagai pencipta dari Gurindam Dua Belas, yang memuat banyak nilai kegamaan, pendidikan karakter, budi pekerti, dan kesejarahan.

Pada 2004, Raja Ali Haji dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional dan kerap dijuluki sebagai Bapak Bahasa Indonesia berkat pengaruhnya yang besar dalam perkembangan linguistik di Indonesia.

Berikut ini biografi Raja Ali Haji.

Lahirnya seorang pujangga

Tidak diketahui pasti tanggal lahir Raja Ali Haji. Ia lahir pada 1808 di Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.

Ia merupakan cucu dari Raja Haji Fisabilillah, Pahlawan Nasional yang pernah menjadi Yang Dipertuan Muda (setara perdana menteri) Kesultanan Riau Lingga.

Sebagai keturunan bangsawan, masa kecil Raja Ali Haji mendapatkan pendidikan selayaknya keluarga istana.

Ia banyak belajar ilmu agama Islam dan literasi dari para ulama terkemuka yang pernah mengajarnya.

Dari situlah, Raja Ali Haji tumbuh sebagai pemuda berwawasan luas. Terlebih, ia kerap mengikuti perjalanan ayahnya ke berbagai daerah, baik ketika berdagang, menjadi utusan kerajaan, atau pergi haji.

Raja Ali Haji terbiasa menumpahkan pengalaman serta pengetahuan yang ia dapatkan ke dalam karya.

Ia juga banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan dari pergaulannya dengan sarjana-sarjana kebudayaan Belanda.

Raja Ali Haji pernah bekerja sama dengan pegawai kolonial, Hermann von de Wall, yang bertugas menyusun kamus Bahasa Melayu-Belanda.

Raja Ali Haji memang dibayar oleh Belanda, tetapi ia hanya memiliki satu tekad kuat, yakni memajukan bahasa Melayu.

Ia bertugas mengumpulkan bahan kamus Von de Wall dan dari situlah ia menjadi pencatat pertama dasar-dasar tata bahasa Melayu lewat buku pedoman bahasa.

Di saat yang sama, Raja Ali Haji mengajar di Pulau Pengujan dan membangun sembilan pondok untuk tempat anak-anak belajar agama.

Jumlah muridnya mencapai 60 dan kebanyakan adalah anak-anak keturunan Melayu dari pulau-pulau sekitarnya, seperti Tembeling, Busung, Penaga dan Penyengat.

Karya Raja Ali Haji

Semasa hidupnya, Raja Ali Haji tidak henti belajar, mengajar, mencari pengalaman, dan menulis.

Dari sekian banyak karyanya, Gurindam Dua Belas (Gurindam 12) dapat dikatakan sebagai mahakaryanya.

Raja Ali Haji menciptakan Gurindam 12 pada tahun 1847.

Sejarawan Aswansi Syahri mencatat bahwa Gurindam Dua Belas merupakan produk langka dalam kesusastraan Riau-Lingga pada masanya.

Gurindam Dua Belas tampaknya adalah satu-satunya genre sastra dalam bentuk gurindam cara Melayu, yang pernah dihasilkan sepanjang perjalanan sejarah tradisi tulis dan sastra klasik Melayu Riau-Lingga sejak awal abad ke-19 hingga tiga dekade pertama abad ke-20.

Berikut ini karya-karya Raja Ali Haji.

Wafatnya Raja Ali Haji

Raja Ali Haji wafat pada tahun 1872, tetapi ada juga yang mengatakan pada 1873.

Makam Raja Ali Haji ada di kampung halamannya di Pulau Penyengat, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Pada 2004, Raja Ali Haji dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.

Perjuangan Raja Ali Haji memang bukan di medan perang, tetapi ia telah melahirkan banyak karya monumental sebagai pengabdiannya pada bangsa dan negara.

Raja Ali Haji berperan besar dalam menjadikan Riiau sebagai pusat intelektual dunia Melayu pada abad ke-19.

Dengan kemampuan intelektualnya, ia mampu menghasilkan karyanya yang merentas zaman dan senatiasa menarik perhatian para cendikiawan untuk mengkajinya.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/10/09/210000579/raja-ali-haji-pahlawan-nasional-dan-bapak-bahasa-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke