Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Penyebab Runtuhnya Kerajaan Malaka?

Salah satu raja terkenal Kerajaan Malaka adalah Sultan Mansyur Syah (1459-1477), yang membawa kejayaan kepada negerinya.

Kejayaan Kerajaan Malaka dibuktikan dengan penguasaan sejumlah wilayah dan perannya sebagai pusat perdagangan serta penyebaran Islam.

Sayangnya, sepeninggal Sultan Mansyur Syah kejayaan Malaka harus berakhir.

Faktor utama yang menyebabkan kejayaan Malaka harus berakhir yaitu serangan bangsa Portugis.

Penyebab keruntuhan Malaka

Kerajaan Malaka runtuh akibat serangan Portugis pada 1511.

Ketika Sultan Mansyur Syah wafat pada 1477, penggantinya adalah Sultan Alauddin Riayat Syah.

Pada masa Sultan Alauddin, Kerajaan Malaka mengalami kemunduran.

Sultan Alauddin sebenarnya sangat peduli dengan rakyat, tetapi gagal mempertahankan kestabilan dan kemakmuran kerajaan.

Sultan Alauddin mempunyai banyak musuh, baik di luar maupun di dalam istananya sendiri.

Setelah 11 tahun memerintah, Sultan Alauddin meninggal mendadak secara misterius.

Ada yang mengaitkan kematian Sultan dengan konspirasi yang melibatkan saudaranya, bendahara kerajaan, dan istri keduanya.

Mereka memiliki motif yang sama, yakni menggulingkan Sultan Alauddin dan merebut takhta kerajaan.

Sepeninggal Sultan Alauddin pada 1488, Kerajaan Malaka dipimpin oleh Sultan Mahmud Syah (1488-1511).

Pada Sultan Mahmud Syah, Malaka terancam oleh bangsa Portugis. Kerajaan Malaka adalah kerajaan maritim yang mengandalkan perekonomian dari perdagangan.

Dengan lokasi yang sangat strategis, yaitu di jalur perdagangan internasional melalui Selat Malaka, membuat kerajaan berkembang sangat pesat.

Banyak pedagang muslim dari Arab, India, dan daerah Nusantara yang berdagang dengan Kerajaan Malaka.

Salah satu kerajaan di Nusantara yang berhubungan dagang dengan Kerajaan Malaka adalah Kerajaan Demak di Jawa Tengah.

Di sisi lain, lokasi Malaka yang sangat strategis mengundang bangsa-bangsa asing untuk mengincar pelabuhannya.

Pada 1509, bangsa Portugis sudah menguasai beberapa bandar di India.

Target bangsa Portugis selanjutnya adalah Malaka, karena dengan menguasai Malaka, Portugis memperoleh kemudahan untuk mengatur kegiatan perniagaan para pedagang dari berbagai negara.

Pada 1509, Diego Lopez Sequeira tiba di Malaka dan meminta izin dagang kepada Sultan Mahmud Syah.

Sultan Mahmud Syah awalnya menyambut rombongan Sequeira dengan baik tanpa rasa curiga.

Namun, para pedagang Muslim India menginformasikan Sultan Mahmud Syah bahwa Portugis ingin memonopoli perdagangan.

Sultan langsung berubah sikap dan memukul mundur armada Sequeira dari perairan Malaka.

Meski berhasil dipukul mundur, keinginan Portugis untuk menguasai Malaka tidak padam.

Pada 1511, Alfonso d'Albuquerque sebagai wakil Portugis di India, menghimpun satu armada dengan 19 kapal berkekuatan 800 orang yang terdiri atas pelayar dan serdadu untuk menyerbu Malaka.

Serangan Portugis sempat mendapatkan perlawanan keras dari rakyat dan gerilyawan Malaka.

Namun pada akhirnya, Malaka berhasil ditaklukkan Portugis pada 10 Agustus 1511 dan Alfonso diangkat sebagai penguasanya.

Peristiwa itu menandai runtuhnya Kerajaan Malaka akibat serangan bangsa Portugis.

Sultan Mahmud Syah sebagai raja terakhir Kerajaan Malaka terpaksa menyingkir ke Pulau Bintan.

Sultan Mahmud Syah sebenarnya masih terus melawan untuk merebut Malaka, tetapi kalah oleh serangan balik bangsa Portugis ke Bintan pada 1526.

Setelah itu, Sultan Mahmud Syah melarikan diri ke Kampar dan wafat di sana.

Berdasarkan Sulalatus Salatin, penerus Sultan Malaka pada akhirnya menetap di Johor dan dikenal sebagai Sultan Johor.

Referensi:

  • Sudirman, Adi. (2019). Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia. Yogyakarta: DIVA Press.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/06/22/100000079/apa-penyebab-runtuhnya-kerajaan-malaka-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke