Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tentang Jengkol dan Catatan Raffles

KOMPAS.com - Jengkol adalah tanaman khas Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Masyarakat memanfaatkan buah jengkol untuk lauk makanan.

Laman sumber literatur Kompas.com edisi 12 Februari 2023 menyebut bahwa jengkol maupun olahannya sudah menjadi komoditas ekspor Indonesia.

Indonesia sudah mengekspor jengkol ke Arab Saudi.

Pohon jengkol memiliki nama Latin Pithecellobium jiringa.

Buah jengkol menghasilkan bau yang dianggap tidak sedap.

Urine seseorang yang memakan jengkol juga menghasilkan bau tak enak.

Jengkol

Jengkol di Indonesia memang menjadi bahan olahan berbagai makanan.

Di Betawi, pada masa abad ke-19 semur jengkol menjadi salah satu hidangan keseharian.

Bukannya punah, semur jengkol masih menjadi hidangan favorit bagi sementara kalangan.

Menu berikutnya adalah jengkol balado.

Kuliner jenis ini punya penampakan dengan banyaknya lumuran cabai.

Lantas, ada juga keripik jengkol.

Camilan keripik jengkol lazimnya terasa renyah saat dimakan.

Keripik jengkol masuk dalam kategori penganan gorengan.

Ada juga makanan khas Betawi nasi uduk jengkol.

Makanan ini adalah perpaduan antara nasi uduk dengan semur jengkol atau pun jengkol balado.

Jengkol sampai sekarang, sering juga dihadap-hadapkan dengan petai.

Sama-sama menghasilkan bau tak sedap, faktanya, jengkol dan petai tetap punya penyuka fanatik.

Yang juga menjadi catatan menarik, jengkol memiliki literatur sejarah tersendiri.

Adalah Gubernur Hindia Inggris Thomas Stamford Raffles yang bisa dibilang menorehkan tulisan jengkol di buku sohornya, The History of Java pada 1817.

Raffles menulis bahwa kawasan barat Nusantara adalah lokasi budidaya tanaman jengkol.

Jengkol, kata Raffles, juga tumbuh liar di beberapa daerah di Indonesia.

Juga, Raffles menyebut bahwa jengkol adalah makanan, sama halnya dengan petai dan lamtoro atau petai china.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/03/12/153012079/tentang-jengkol-dan-catatan-raffles

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke