Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Siapa Nama Firaun yang Mengejar Nabi Musa?

Dalam Al Quran, nama Firaun disebut lebih dari 70 kali dan dikenal sebagai tokoh yang memerangi Nabi Musa.

Firaun digambarkan sebagai penguasa Mesir Kuno yang memiliki angkatan bersenjata, tetapi zalim terhadap kaum lemah dan menganggap dirinya sebagai Tuhan.

Al Quran menceritakan bahwa Firaun tenggelam di Laut Merah bersama pasukannya ketika mengejar Nabi Musa.

Namun, Al Quran tidak menyebut secara spesifik nama dari Firaun yang hidup bersamaan dengan Nabi Musa.

Lantas, siapa nama Firaun yang tenggelam di Laut Merah ketika mengejar Nabi Musa?

Siapa Firaun pada zaman Nabi Musa?

Dalam sejarah peradaban Mesir Kuno yang berjalan selama sekitar 3.000 tahun, didapati lebih dari 100 penguasa Mesir yang bergelar Firaun.

Terkait siapakah Firaun dalam Al Quran, para ulama dan ahli sejarah masih memperdebatkannya.

Namun, mayoritas cenderung meyakini bahwa Firaun yang hidup pada zaman Nabi Musa adalah Ramses II.

Hal itu sejalan dengan pendapat para ahli Alkitab. Kisah Firaun dan Nabi Musa memang diterangkan secara jelas pula di dalam Alkitab.

Ramses II adalah Firaun yang hidup antara 1303-1213 SM, dan memerintah pada masa kejayaan Mesir Kuno.

Pandangan yang hampir disepakati seluruh sejarawan kontemporer adalah bahwa Nabi Musa juga hidup di Mesir pada abad ke-13 SM.

Ramses II dikenal sebagai salah satu Firaun paling kuat dan berpengaruh dalam sejarah Mesir Kuno.

Selama 66 tahun pemerintahannya, Ramses II diketahui memiliki angkatan perang yang kuat, mendirikan banyak monumen, dan meninggalkan prasasti-prasasti.

Militer dan arsitektur juga menjadi dua elemen yang melekat erat dengan sosok Firaun dalam Al Quran.

Al Quran surat Al-Fajr ayat 10 misalnya, menyatakan bahwa Firaun mempunyai pasak-pasak, yang oleh para ulama ditafsirkan sebagai tentara yang banyak.

Dalam aspek militer, Ramses II termasuk Firaun yang ekspansif dan memiliki angkatan bersenjata yang kuat.

Indikasi lain bahwa era Ramses II bersamaan dengan masa hidup Nabi Musa adalah adanya budak-budak dari Suriah dan Kanaan dalam jumlah besar di sekitar Sungai Nil.

Di kemudian hari, budak-budak tersebut hijrah ke Mesir, diduga untuk bekerja.

Selanjutnya, indikasi bahwa Bani Israil mendiami negeri Mesir di era Ramses II dapat ditemukan dalam catatan Firaun Merenptah, putra Ramses II, berupa Merenptah Stela.

Dalam catatan tersebut, ilmuwan ahli Mesir Kuno dari Inggris bernama Flinders Petrie menemukan istilah "Israel".

Catatan ini juga mengundang pendapat bahwa Firaun yang hidup pada zaman Nabi Musa tidak hanya satu.

Sebagian ahli mengemukakan bahwa diduga Ramses II telah wafat ketika Nabi Musa dalam pengasingan ke Sinai.

Oleh karena itu, sosok Firaun yang mengejar Nabi Musa dan pengikutnya hingga ke Laut Merah adalah Merenptah.

Pendapat ini didukung oleh penyelidikan medis terhadap mumi Firaun Ramses II.

Dari hasil penyelidikan, Ramses II diduga meninggal karena sakit tua, seperti sakit gigi akut, artritis di pinggang, dan arteriosklerosis.

Mempertimbangkan kondisi itu, rasanya tidak mungkin bahwa Ramses II mampu mengejar Nabi Musa bersama pasukannya.

Sebaliknya, penyelidikan terhadap mumi Firaun Merenptah menunjukkan bahwa mayatnya menerima hentakan bertubi-tubi dan sepertinya pernah berada di dalam air dalam waktu sekejap.

Berdasarkan bukti tersebut, beberapa sejarawan menyimpulkan bahwa Firaun yang hidup bersamaan dengan Nabi Musa tidak hanya satu.

Ramses II merupakan Firaun yang berkuasa sejak Nabi Musa kecil hingga masa pengasingannya ke Sinai.

Sedangkan nama Firaun yang mengejar Nabi Musa hingga ke Laut Merah setelah masa pengasingannya adalah Merenptah.

Referensi:

  • Al-Hafiz, Afareez Abd Razak. (2011). Misteri Firaun (Terjemahan, Herlina Kamba). Jakarta: Zaytuna.
  • Prabowo, Wisnu Tanggap. (2021). Firaun, Haman, dan Misteri Piramida. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

https://www.kompas.com/stori/read/2023/01/20/150000479/siapa-nama-firaun-yang-mengejar-nabi-musa-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke