Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Periodisasi Zaman Prasejarah Berdasarkan Arkeologi

Apabila dilihat dari kacamata arkeologis, Zaman Prasejarah dibagi ke dalam dua zaman, yaitu:

  • Zaman Batu
  • Zaman Logam

Zaman Batu terbagi lagi ke dalam empat periode, yaitu Batu Tua, Batu Tengah, Batu Muda, dan Batu Besar.

Sementara Zaman Logam dibagi ke dalam tiga periode, yaitu Zaman Tembaga, Zaman Perunggu, dan Zaman Besi.

Zaman Batu

Zaman Batu diperkirakan berlangsung dalam waktu yang sangat lama, sekitar ratusan ribu tahun.

Oleh sebab itu, Zaman Batu dibagi ke dalam empat periode, sebagai berikut.

Zaman Batu Tua (Paleolitikum)

Zaman Batu Tua (Paleolitikum) diperkirakan berlangsung pada 600.000 tahun yang lalu. Pada masa ini, alat-alat yang digunakan oleh manusia purba masih berasal dari batu kasar yang belum dihaluskan.

Misalnya kapak genggam atau chopper yang berfungsi untuk memotong kayu atau membunuh binatang buruan.

Kehidupan masyarakat pada Zaman Batu Tua terbilang masih sangat sederhana. Mereka masih sangat bergantung pada keadaan alam untuk bisa memenuhi kebutuhan hidup.

Cara yang dilakukan manusia purba pada zaman ini untuk bisa bertahan hidup adalah dengan mengumpulkan makanan dari alam sekitar atau yang juga disebut food gathering.

Adapun corak kehidupan manusia purba pada Zaman Batu Tua adalah nomaden atau masih berpindah-pindah tempat tinggal.

Umumnya, mereka mencari tempat tinggal yang dekat dengan sumber air dan banyak pohon. Tujuannya supaya lebih mudah dalam mengumpulkan bahan makanan.

Setelah bahan makanan di sekitar tempat tinggal itu habis, mereka akan berpindah mencari tempat lain yang masih subur dan begitu seterusnya.

Menurut sejarah, manusia purba yang hidup pada Zaman Paleolitikum adalah Meganthropus Paleojavanicus, Pithecanthropus Robustus, Pithecanthropus Mojokertensis, Pithecanthropus Erectus, Homo Soloensis, dan Homo Wajakensis.

Sementara itu, hasil kebudayaan pada Zaman Paleolitikum ada dua, yaitu Kebudayaan Pacitan (chopper dan kapak perimbas) dan Kebudayaan Ngandong (alat-alat dari batu, tulang binatang, dan flake).

Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)

Ciri utama Zaman Batu Tengah atau Zaman Mesolitikum adalah kehidupan manusia purba yang semi nomaden. Artinya, sebagian manusia purba sudah hidup menetap di gua-gua dan yang lainnya berpindah-pindah.

Zaman Mesolitikum berlangsung sekitar 10.000 hingga 5.000 SM yang lalu.

Selain food gathering, masyarakat pada masa ini juga sudah mengenal sistem bercocok tanam.

Selain itu, mereka juga sudah mengenal sistem organisasi sosial dan pembagian kerja.

Manusia yang hidup pada zaman ini berasal dari campuran bangsa-bangsa pendatang dari Asia, seperti Suku Irian, Suku Sakai, Suku Atca, Suku Aborigin, dan Suku Semang.

Selain itu, ditemukan pula kapak genggam yang disebut pebble dan kapak pendek berbentuk setengah lingkaran.

Zaman Batu Muda (Neolitikum)

Berbeda dari sebelumnya, pada Zaman Batu Muda atau Neolitikum, masyarakat sudah menggunakan alat dari batu yang telah dihaluskan.

Zaman Neolitikum berlangsung sekitar 4.500 hingga 2.500 SM.

Pada periode ini, masyarakat sudah beralih dari food gathering menjadi food producing alias membuat makanannya sendiri.

Kemudian diduga masyarakatnya juga sudah mengenal sistem tukar barang atau dagang serta mengembangkan kebudayaan agraris.

Selain itu, masyarakatnya telah mampu mendirikan tempat tinggal yang permanen, membuat kerajinan, membuat aturan hidup, dan memiliki sistem kepercayaan terhadap arwah leluhur.

Manusia purba yang hidup pada era ini adalah manusia Proto Melayu, seperti Suku Nias, Toraja, Dayak, dan Sasak.

Adapun hasil kebudayaan Zaman Neolitikum adalah kapak lonjong, kapak bahu, kapak persegi, dan tembikar.

Zaman Batu Besar (Megalitikum)

Pada Zaman Batu Besar atau Megalitikum, kehidupan masyarakatnya sudah jauh lebih maju, di mana sudah memiliki tempat tinggal tetap dan memenuhi kebutuhan sehari-hari dengan bercocok tanam, beternak, menjadi nelayan, dan membuat kerajinan dari gerabah.

Selain itu, masyarakat pada masa ini juga sudah menganut sistem kepercayaan terhadap arwah nenek moyang.

Biasanya, mereka akan mendirikan sebuah bangunan sebagai tempat pemujaan untuk menghormati sang leluhur.

Manusia yang hidup pada Zaman Megalitikum masih sama seperti pada Zaman Neolitikum.

Sementara untuk hasil kebudayaan Zaman Megalitikum berupa menhir, , sarkofagus, kubur batu, punden berundak, dan arca.

Pada dasarnya, benda-benda tersebut berfungsi sebagai tempat pemujaan untuk berdoa kepada arwah leluhur.

Zaman Logam

Pada Zaman Logam, manusia purba sudah menggunakan alat-alat yang berasal dari logam, di mana sudah jauh lebih modern dibanding era sebelumnya.

Pada periode ini, bahan-bahan dari logam akan diolah dan dibentuk menjadi berbagai bentuk peralatan.

Zaman Logam disebut juga Zaman Perundagian. Sebab, di dalam masyarakatnya muncul golongan undagi yang memiliki keterampilan di bidangnya masing-masing.

Zaman Logam dibagi ke dalam tiga periode, yaitu:

Zaman Tembaga

Zaman Tembaga adalah era di mana masyarakatnya baru mengenal logam sebagai bahan dasar membuat peralatan sehari-hari.

Zaman Tembaga berlangsung sekitar 7.000 tahun yang lalu.

Akan tetapi, Zaman Tembaga tidak dialami oleh seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia karena tidak ditemukan peninggalan benda bersejarah berbahan tembaga di sana.

Negara-negara yang mengalami Zaman Tembaga adalah Malaysia, Thailand, Kamboja, dan Vietnam.

Zaman Perunggu

Pada Zaman Perunggu yang berlangsung sejak 3.000-2.000 SM, masyarakat mulai mencampurkan tembaga dan timah dengan perbandingan 3:10 untuk menghasilkan logam yang kuat dan keras.

Daerah pertama yang membuat perunggu adalah Sumeria di Mesopotamia.

Adapun ciri umum dari Zaman Perunggu adalah masyarakatnya sudah menggunakan perkakas dari perunggu.

Lalu, hasil kebudayaan pada Zaman Perunggu adalah Nekara, Kapak Corong, Arca Perunggu, Bejana Perunggu, dan berbagai perhiasan (kalung, cincin, dan anting-anting).

Zaman Besi

Yang terakhir adalah Zaman Besi berlangsung sejak 1.200-550 SM, di mana manusia purba sudah sanggup membuat alat-alat berbahan dasar besi dengan cara melebur bijihnya yang kemudian dituang ke dalam cetakan untuk membuat alat-alat yang dibutuhkan.

Hasil peninggalan dari Zaman Besi yang ditemukan di Indonesia adalah mata kapak, mata sabit, mata pisau, mata pedang, cangkul, dan sebagainya.

Benda-benda bersejarah itu ditemukan di daerah Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor, Besuki dan Punung (Jawa Timur).

Referensi:

  • Sudirman, Adi. (2019). Ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia. Yogyakarta: DIVA Press.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/12/12/133000179/periodisasi-zaman-prasejarah-berdasarkan-arkeologi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke