Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Paprika dan Jasa Besar Christopher Columbus

JAKARTA, KOMPAS.com - Paprika adalah tanaman keluarga cabai asal Meksiko.

Paprika dengan nama Latin capsicum annuum, bisa menyebar ke seluruh dunia lantaran jasa besar penjelajah samudera, Christopher Columbus atau sering ditulis dalam Bahasa Indonesia, Kristoforus Kolumbus.

Cristopher Columbus menurut sumber literasi Kompas.com edisi 23 Mei 2018 melakukan penjelajahan samudra pada periode 1492 hingga 1504.

Cristopher Columbus mencari apa yang dia artikan sebagai Dunia Baru atau Terra Nova.

Dari Spanyol, negeri asalnya, meski lahir di Genoa, Italia, Christopher Columbus menyisir bagian barat Samudera Atlantis untuk menemukan daerah-daerah baru yang kini sering disebut Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Pada periode 1492 hingga 1504, Christopher Columbus sudah melakukan empat kali perjalanan mencari Dunia Baru.

Rempah-rempah

Sama halnya dengan para penjelajah samudera lainnya, Christopher Columbus melakukan misinya untuk mendapatkan rempah-rempah.

Christopher Columbus mendapat dukungan dari Raja dan Ratu Spanyol Ferdinand dan Isabella.

Salah satu bentuk dukungan adalah pemberian tiga kapal untuk Christopher Columbus mengarungi lautan luas yakni Santa Maria, Pinta, dan Nina.

Paprika

Pada kisaran penjelajahan samudera 1492 hingga 1493, Christopher Columbus berhasil menemukan kawasan yang saat ini disebut Kepulauan Bahama, Meksiko, El Salvador, dan Haiti.

Dari kawasan Meksiko, Christopher Columbus membawa tanaman paprika.

Columbus berniat membudidayakan tanaman itu di Spanyol.

Paprika memang akhirnya dibawa Columbus saat kembali ke Spanyol menuntaskan perjalanan pertama dari empat perjalanannya menemukan Terra Nova.

Lada

Awalnya, paprika dianggal berasal dari keluarga terong atau solanum melongena.

Kala itu, paprika, saat Christopher Columbus membawanya ke Spanyol justru disebut lada atau piper nigrum.

Sebutan paprika sebagai lada gegara nama paprika yang diambil dari Bahasa Hongaria.

Paprika bubuk yang juga bawaan Christopher Columbus, bagi lidah orang Spanyol saat itu memiliki rasa manis pedas, walaupun tak sepedas rasa cabai atau capsicum frutescens.

Sumber literatur pediatriccenterofroundrock.com memberikan informasi bahwa di Spanyol, Christopher Columbus dan khalayak membudidayakan paprika di wilayah de La Vera, Provinsi Caceres, Spanyol.

Budidaya ini membuahkan hasil baik.

Paprika di de la Vera yang terletak di tepi Sungai Tietar itu tumbuh subur dengan kecukupan sinar matahari, kesesuaian suhu, dan pasokan air.

Nama de La Vera menjadi sohor oleh paprika.

Paprika kemudian dikenal masyarakat sebagai Pimenton de la Vera.

Dari keberhasilan itulah, makanan-makanan Spanyol sering menyertakan bumbu dari paprika.

Paprika yang pohonnya memiliki rerata tinggi sekitar 150 cm kemudian menyebar ke seluruh dunia.

Pada sekitar 1800-an, paprika mulai menyebar secara menyeluruh di Eropa.

Warna

Kemudian, sumber literasi dari laman bobo.grid.id menulis pada Rabu 6 September 2017 bahwa ada tiga jenis warna paprika.

Ketiga warna paprika itu adalah hijau, kuning, dan merah.

Ketiga warna paprika itu menjadi penanda saat panen.

Paprika hijau adalah paprika yang dipanen saat buah paprika belum matang.

Rasa paprika hijau masih pahit dan tak memiliki rasa manis.

Paprika kuning adalah paprika yang dipanen di tengah masa panen.

Maksudnya, paprika kuning dipanen sebelum persis masa panen tiba.

Paprika kuning hanya memiliki rasa sedikit pahit ketimbang paprika hijau.

Paprika merah adalah paprika paling matang dan dipetik sesuai jadwal panen.

Paprika merah rasanya manis dan memiliki kandungan gizi paling tinggi semisal vitamin C dan kalium apabila dibandingkan dengan paprika hijau dan kuning.

Bumbu

Di Asia, paprika sebagai bumbu lebih banyak ditemukan di beberapa negara seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.

Dalam pandangan juru masak alias chef yang juga finalis Master Chef Indonesia season 5, Firdaus, kuliner Korea banyak yang memanfaatkan paprika sebagai bumbu.

Menurut Firdaus dalam kesempatan perayaan hari ulang tahun ke-14 produsen peralatan masak asal Korea, Happycall di Indonesia, pada Jumat 30 September 2022, rasa paprika memang tidak sepedas cabai.

Cabai, kata Firdaus, lebih banyak menjadi pilihan pada kuliner Indonesia.

Sementara, meski menyukai rasa pedas seperti masyarakat Indonesia, masyarakat Korea lebih memilih paprika sebagai sumber rasa pedas.

Firdaus menyebut, dua kuliner Korea yakni toppoki dan kimchi, termasuk gochujang dan tteokbokki acap menggunakan paprika sebagai bumbu.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/10/01/210000679/paprika-dan-jasa-besar-christopher-columbus

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke