Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peralatan Batu yang Dibuat Manusia Purba

Secara arkeologi, masa praaksara terbagi ke dalam dua periode, yaitu Zaman Batu dan Zaman Logam.

Kemudian Zaman Batu dibagi lagi ke dalam empat masa, yaitu Paleolithikum, Mesolithikum, Neolithikum, dan Tradisi Megalithikum.

Alasan disebut sebagai Zaman Batu karena mayoritas manusia purba pada masa itu membuat perkakas atau alat-alat yang menunjang kehidupan dari batu.

Lalu, apa saja peralatan batu yang dibuat manusia purba?

Kapak perimbas

Kapak perimbas atau chopper adalah peralatan dari batu yang menyerupai kapak genggam, tetapi dengan ukuran lebih besar serta ujungnya berbentuk cembung dan lurus.

Umumnya, kapak perimbas yang dibuat manusia purba masih kasar.

Alat ini dapat ditemukan di Indonesia dan di berbagai wilayah di Asia Tenggara dan Asia Timur.

Fungsi dari kapak perimbas adalah:

  • Memotong kayu
  • Menguliti binatang buruan
  • Menghancurkan tulang
  • Menggali tanah guna mencari ubi-ubian

Di Indonesia, kapak perimbas banyak ditemukan di daerah Punung, Pacitan.

Kapak genggam

Kapak genggam adalah sebuah batu yang mirip bentuknya dengan kapak, tetapi tidak bertangkai dan cara digunakannya dengan digenggam.

Fungsi kapak genggam adalah:

  • Menumbuk biji-bijian
  • Membuat serat dari pepohonan
  • Membunuh binatang buruan
  • Sebagai senjata untuk menyerang lawan

Menurut penyelidikan, kapak genggam ditemukan di Trinil, Jawa Timur, pada masa Pleistosen Tengah, sehingga dapat disimpulkan bahwa pendukung kebudayaan kapak genggam ialah manusia Pithecanthropus Erectus.

Kapak lonjong

Kapak lonjong adalah salah satu kebudayaan manusia praaksara pada zaman Neolitikum.

Kapak lonjong ini berbentuk seperti telur dengan ujung yang lancip.

Kapak lonjong ditemukan di Gua Niah, Serawak, yang diperkirakan sudah berusia 8.000 tahun.

Umumnya, kapak lonjong berfungsi sebagai alat untuk bercocok tanam, khususnya jenis Walzenbail atau yang berukuran besar.

Gerabah

Menurut para ahli, gerabah atau tembikar sudah ada sejak masa bercocok tanam atau lebih dari 10.000 tahun yang lalu.

Pada masa itu, manusia praaksara sudah mulai hidup menetap, bercocok tanam, dan mengenal api.

Maka dari itu, gerabah juga sudah mulai digunakan karena gerabah relatif tahan air dan tahan panas api, sehingga dapat digunakan untuk alat memasak atau menyimpan barang penunjang kehidupan.

Gerabah banyak ditemukan di berbagai situs arkeologi di Indonesia, termasuk situs prasejarah, seperti situs neolitik dan situs perundagian.

Pebble

Pebble Culture atau artefak litik kerkal adalah salah satu hasil kebudayaan zaman Mesolitikum.

Pebble Culture disebut juga kapak genggam Sumatera yang berasal dari Asia Tenggara dan ditemukan di China Selatan, Vietnam, Kamboja, Laos, Thailand, dan Semenanjung Malaya.

Di Indonesia, pebble culture dapat ditemukan di pantai timur Sumatera bagian utara, seperti di Lhokseumawe, Langsa, Binjai, dan Medan.

Umumnya, bentuk dari pebble culture ialah lonjong, bulat, dan meruncing.

Punden berundak

Selanjutnya adalah punden berundak yang merupakan hasil kebudayaan zaman Megalitikum.

Punden berundak berfungsi sebagai pemujaan arwah nenek moyang yang dianggap suci.

Biasanya, punden berundak memiliki tiga susunan bertingkat dengan susunan bebatuan dan setiap susunannya terdapat makna tersendiri.

Oleh masyarakat prasejarah, punden berundak dianggap sebagai sebuah simbol gunung suci tempat roh leluhur bersemayam, yang diyakini dapat memberikan kesuburan, ketentraman, dan kesejahteraan.

Makna punden berundak dari setiap susunannya adalah:

  • Tingkat pertama sebagai lambang kehidupan janin dalam rahim.
  • Tingkat kedua sebagai lambang kehidupan manusia setelah lahir.
  • Tingkat ketiga sebagai lambang manusia setelah meninggal dunia.

Punden berundak dapat ditemukan di berbagai wilayah di Indonesia, mulai dari ujung barat hingga ke ujung timur.

Menhir

Menhir berasal dari bahasa Keltik, men yang berarti batu, dan hir yang artinya panjang, sehingga menhir adalah batu panjang.

Menhir merupakan peninggalan kebudayaan pada zaman Megalitikum.

Dalam kepercayaan animisme, menhir adalah pengikat antara arwah nenek moyang dengan anak serta cucunya.

Fungsi menhir adalah:

  • Untuk sarana pemujaan leluhur.
  • Untuk memperingati seseorang yang sudah meninggal.
  • Untuk menampung roh.
  • Untuk menolak bahaya.

Di Indonesia, menhir tersebar cukup luas di Sumatera Barat, Pasemah, Lampung, Kosala dan Lebak Sibedug, Jawa Barat, Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, dan Timor.

Referensi:

  • Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto. (2008). Sejarah Nasional Indonesia I: Zaman Prasejarah di Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/09/13/140000579/peralatan-batu-yang-dibuat-manusia-purba

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke