Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Kelas Masyarakat Jawa pada Masa Kolonial Menurut Koentjaraningrat

Kelas ini tak muncul dengan sendirinya, melainkan konstruksi dari adat dan keyakinan, yang kemudian dilanggengkan oleh pemerintah kolonial yang berkuasa waktu itu.

Menurut pendapat antropolog Koentjaraningrat, ada empat lapisan sosial masyarakat Jawa pada masa kolonial, sebagai berikut:

Ndara (bangsawan)

Golongan ndara adalah orang-orang yang dianggap sebagai golongan tertinggi dibanding tiga lapisan sosial lainnya, karena berasal dari kaum bangsawan.

Status mereka juga masih terbagi lagi berdasarkan pangkat dan gelar sesuai dengan derajat kekerabatannya dengan di dalam keluarga kerajaan.

Dengan kata lain, dalam tradisi Jawa, yang dapat digolongkan sebagai kaum bangsawan (ndara-ndara) adalah para keturunan raja hingga derajat keempat atau kelima.

Priayi (birokrat)

Priayi adalah mereka yang berasal dari kalangan pegawai dan kaum intelektual Jawa.

Selain itu, priayi juga termasuk golongan orang-orang yang menjabat sebagai petinggi pemerintahan.

Di era 1900-an, golongan priayi termasuk dalam golngan elite, yaitu orang-orang yang membawahi rakyat biasa, memimpin, mempengaruhi, dan mengatur masyarakat.

Golongan priayi masih terbagi lagi ke dalam dua kategori, yaitu priayi tinggi (keturunan ningrat) dan priayi rendah (priayi sekolahan).

Konon, kata priayi berasal dari dua kata Jawa, yaitu para dan yayi, yang artinya para adik.

Namun, ada versi lain yang menyebutkan bahwa priayi juga berasal dari bahasa Sansekerta, priya, yang berarti kekasih.

Beberapa gelar priayi yang umumnya digunakan oleh para bangsawan Jawa adalah Raden Mas, Raden Ayu, Raden Ajeng, Tumenggung, Raden, Raden Ngaten, Raden Roro, dan Mas.

Wong dagang

Selanjutnya adalah kelompok wong dagang atau pedagang.

Meskipun secara strata wong dagang masih di bawah golongan bangsawan dan priayi, kelompok ini tetap menjadi golongan yang dipandang biasa oleh masyarakat.

Pasalnya, pedagang-pedagang kaya pada masa kolonial memberi pengaruh yang cukup besar dalam masyarakat, bahkan pada pemerintah kerajaan.

Bentuk hormat masyarakat kepada wong dagang juga akan semakin bertambah apabila pedagang-pedagang tersebut masih merupakan keturunan bangsawan.

Wong cilik

Golongan wong cilik disebut juga sebagai golongan petani dan kuli.

Salah satu ciri usaha tradisional di Jawa adalah kondisi sosial ekonomi golongan ekonomi lemah atau wong cilik.

Artinya, mereka bukan berasal dari kalangan priayi atau bangsawan, melainkan hanya rakyat biasa yang umumnya bekerja sebagai petani.

Selain petani, tukang dan pedagang usaha kecil juga termasuk dalam golongan wong cilik.

Meskipun bukan kaum terpandang, golongan wong cilik berperan penting dalam mendongkrak perekonomian pada masa kolonial.

Wong cilik lah yang memproduksi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta untuk diperdagangkan.

Referensi:

  • Syafiaah, Aah. (2018). Kelas Sosial dalam Sistem Landelijk Stelsel Masa Raffles (1811-1816). Tamaddun, Vol. 6, No. 1, Januari-Juni 2018.
  • Santosa, Iman Budhi. (1999). Profesi Wong Cilik. Jakarta: Yayasan Untuk Indonesia.
  • Notosusanto, Nugroho. (2018). Sejarah Nasional Indonesia: Kemunculan Penjajahan di Indonesia, 1700-1900. Jakarta: Balai Pustaka.
  • Sachari, Agus. (2007). Budaya Visual Indonesia. Jakarta: Erlangga.
  • Kinasih, Carolus Lwanga Tindra Matutino. (2018). Mistik Ketimuran: Perjumpaan Hinduisme dengan Penghayatan Kebatinan dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Deepublish.
  • Gianawati, Nur Dyah. (2013). Strategi Bertahan Hidup Buruh Tani Perempuan. Yogyakarta: Pandiva Buku.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/08/11/080000079/4-kelas-masyarakat-jawa-pada-masa-kolonial-menurut-koentjaraningrat

Terkini Lainnya

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Ragam Reaksi Rakyat Sumatera terhadap Berita Proklamasi Kemerdekaan

Stori
Jumlah Pasukan Perang Badar

Jumlah Pasukan Perang Badar

Stori
Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Konferensi Yalta: Tokoh, Hasil, dan Dampaknya

Stori
Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Narciso Ramos, Tokoh Pendiri ASEAN dari Filipina

Stori
Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Biografi Pangeran Diponegoro, Sang Pemimpin Perang Jawa

Stori
Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Biografi Mohammad Yamin dan Perjuangannya

Stori
Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Ras yang Mendominasi Asia Timur dan Asia Tenggara

Stori
Sejarah Kelahiran Jong Java

Sejarah Kelahiran Jong Java

Stori
7 Fungsi Pancasila

7 Fungsi Pancasila

Stori
Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Sa'ad bin Ubadah, Calon Khalifah dari Kaum Anshar

Stori
JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

JH Manuhutu, Presiden Pertama RMS

Stori
Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan di Sunda Kecil

Stori
Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Apa yang Dimaksud Kepulauan Sunda Besar?

Stori
Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Kenapa Bali, NTB, dan NTT Disebut Sunda Kecil?

Stori
Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Sejarah Tarian Rangkuk Alu

Stori
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke