Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bangsa Asyur: Sejarah, Kehidupan, dan Peninggalannya

Orang Asyur berasal dari peradaban tertua yang bertarikh 2500 SM di wilayah Mesopotamia era kuno.

Sementara itu, daerah yang membentuk orang Asyur adalah wilayah utara Irak, barat laut Iran, timur laut Suriah, dan sebelah tenggara Turki.

Dalam perkembangannya, bangsa Asyur bermigrasi ke berbagai wilayah di dunia, seperti Rusia, Kaukasus, Australia, Eropa, hingga Amerika Serikat.

Asal-usul bangsa Asyur

Asyur merupakan tanah air orang Asyur yang terletak di Timur Dekat Kuno (Mesopotamia, Suriah-Palestina, dan Mesir).

Sejarah bangsa Asyur dimulai ketika pembangunan Kota Assur pada sekitar awal abad ke-25 SM.

Pada periode tersebut, orang-orang Asyur dan beberapa penduduk yang berbahasa Semit di Mesopotamia disatukan di bawah Kekaisaran Akkadia (2335–2154 SM).

Menurut tradisi Gereja Asiria Timur, orang-orang Asyur merupakan keturunan dari cucu Abraham yang dianggap sebagai nenek moyang Asyur kuno.

Kendati demikian, pernyataan tersebut tidak berdasarkan catatan historis.

Bangsa Asyur mengalami puncak peradaban ketika menjadi mempunyai kerajaan merdeka, yakni Kekaisaran Asyur Tengah hingga era Kekaisaran Neo-Asyur (934-608 SM), yang mampu menguasai hampir seluruh Mesopotamia.

Dalam perkembangannya, wilayah yang didiami oleh bangsa Asyur dikuasai oleh Romawi.

Alhasil, bangsa Asyur kemudian dikristenkan oleh orang-orang Romawi.

Budaya bangsa Asyur

Bangsa Asyur dianggap sebagai bangsa pertama yang mampu menemukan planet yang beredar di galaksi.

Selain itu, di era Asyur kuno, mereka juga membangun budaya menulis, setiap terjadi suatu peristiwa penting.

Adapun media yang dipakai untuk membuat tulisan saat itu adalah melalui pelat tanah liat.

Sementara dalam komunikasi sehari-hari, bangsa Asyur menggunaan bahasa Assyria, yang merupakan campuran dari dialek Timur Aram.

Di bidang agama, pada awalnya, orang-orang Asyur menganut kepercayaan terhadap banyak dewa atau politheisme.

Dewa tertinggi dalam sistem kepercayaan orang Asyur adalah dewa Matahari, yang bernama Dewa Assur.

Dalam perkembangannya hingga era modern, bangsa Asyur banyak yang menganut agama Kristen.

Bangsa Asyur memiliki mata pencarian pokok sebagai petani dan peternak, yang menghasilkan gandum, minyak zaitun, anggur, dan sayur-sayuran.

Peninggalan bangsa Asyur

Salah satu peninggalan bangsa Asyur adalah kota mereka yang tersembunyi di tumpukan puing selama ribuan tahun.

Selain itu, ada beberapa peninggalan dari peradaban bangsa Asyur, seperti relief batu, banteng batu besar, dan berbagai ukiran bergambar dewa-dewi.

Salah satu peninggalan bangsa Asyur yang megah dan terkenal adalah Ziggurat, yang berupa bangunan kuil dari struktur bata masif yang berada di bekas wilayah Mesopotamia.

Ziggurat memiliki tinggi rata-rata sekitar 50 meter dengan lima tingkat dan kuil utamanya berada di puncaknya.

Ciri khas peninggalan bangsa Asyur adalah sebagai berikut.

Migrasi orang-orang Asyur dipicu oleh peristiwa-peristiwa seperti Genosida Asiria oleh Kekaisaran Ottoman selama Perang Dunia I, Pembantaian Simele di Irak (1933), Revolusi Iran (1979), kebijakan-kebijakan Baathisme Nasionalis Arab di Irak dan Suriah, serta kampanye al-Anfal dari Saddam Hussein.

Kemudian, Perang Irak (2003) dan Perang Saudara Suriah (2011) juga membuat komunitas orang Asyur terpaksa mengungsi.

Pasalnya, orang-orang Asyur tersebut banyak yang mendapatkan penganiayaan etnis dan keagamaan oleh kaum ekstremis.

Referensi:

  • David F, Hinson. (2004). Sejarah Israel pada Zaman Alkitab. Jakarta: Gunung Mulia. hlm 157.

https://www.kompas.com/stori/read/2022/04/19/090000079/bangsa-asyur-sejarah-kehidupan-dan-peninggalannya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke