Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Raja-Raja Kerajaan Galuh

Lokasinya terletak antara Sungai Citarum dan Sungai Cisarayu di sebelah timur.

Sejarah berdirinya Kerajaan Galuh berawal ketika Wretikandayun menuntut wilayah Tarumanegara dipecah menjadi dua.

Tarusbawa, raja terakhir Tarumanegara mengabulkannya dan memecah wilayahnya menjadi dua kerajaan, yaitu Kerajaan Sunda dan Kerajaan Galuh dengan Sungai Citarum sebagai pembatasnya.

Sebagai pendiri Kerajaan Galuh, Wretikandayun berkuasa antara tahun 612-702 masehi.

Kerajaan Sunda dan Galuh selalu dipenuhi perang saudara dan dua kerajaan ini sempat disatukan pada 723-739 M, tetapi pecah kembali.

Kerajaan Galuh mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Wastukancana (1371-1475).

Raja-raja terbesar Kerajaan Galuh

Wretikandayun

Wretikandayun lahir pada 591 masehi dan menjadi pendiri sekaligus raja pertama Kerajaan Galuh pada 612 masehi, di usia 21 tahun.

Ayahnya adalah raja Kendan yang berkuasa antara 597-612 masehi.

Saat Wretikandayun dinobatkan menjadi raja Kendan pada 612 masehi untuk menggantikan ayahnya, ia justru mendirikan ibu kota baru di Galuh.

Setelah menjadi raja, ia bergelar Maharaja Suradarma Jayaprakosa.

Pada 669 masehi, Raja Wretikandayun memerdekakan Kerajaan Galuh dari Tarumanegara yang mengganti namanya menjadi Kerajaan Sunda.

Oleh karena itu, tahun 669 masehi dianggap sebagai awal Kerajaan Galuh yang mandiri.

Raja Wretikandayun memerintah selama 90 tahun, hingga 702 masehi.

Mandiminyak

Mandiminyak adalah putra Raja Wretikandayun yang memerintah Kerajaan Galuh dengan gelar Prabu Suraghana atau Suradharmaputra.

Istrinya adalah Dewi Parwati, putri raja Kerajaan Kalingga.

Hal ini membuat Mandiminyak berkuasa di dua kerajaan, yaitu Kerajaan Galuh dan Kalingga.

Karena itu, pada masa pemerintahannya wilayah kekuasaan Kerajaan Galuh mencapai Surabaya sekarang ini.

Sanna

Setelah tujuh tahun berkuasa, Raja Mandiminyak menyerahkan takhta kepada putranya, Sanna yang bergelar Prabu Bratasenawa.

Pada masa pemerintahannya, terjadi kudeta oleh Purbasora, saudara tirinya.

Oleh karenanya, Senna meloloskan diri dan meminta perlindungan Sri Maharaja Tarusbawa, sahabat baiknya.

Sanjaya

Sanjaya adalah putra dari Sanna yang menjadi pendiri Kerajaan Mataram Kuno.

Istrinya adalah putri dari Sri Maharaja Tarusbawa, raja pertama Kerajaan Sunda.

Dengan bantuan Sri Maharaja Tarusbawa, Sanjaya berhasil menuntut balas pada Purbasora dengan menundukkan Kerajaan Galuh.

Pada masa inilah Galuh kembali bersatu dengan Kerajaan Sunda.

Wastukancana

Wastukancana adalah raja Kerajaan Sunda Galuh bersatu yang memerintah antara 1371-1475 masehi.

Ayahnya adalah Prabu Maharaja Linggabuana yang gugur dalam Perang Bubat bersama kakaknya, Dyah Pitaloka Citraresmi.

Pada masa pemerintahan Wastukancana, Kerajaan Galuh mencapai puncak kejayaannya.

Dalam Carita Parahyangan diceritakan bahwa kehidupan rakyat Galuh sangat tenteram dan sejahtera pada masa pemerintahannya.

Wastukancana adalah raja yang berumur panjang hingga memerintah kerajaan selama 104 tahun.

Raja bijaksana ini mangkat pada 1475 masehi dan dipusarakan di Nusalarang.

Referensi:

  • Suganda, Her. (2015). Kerajaan Galuh: Legenda, Takhta, dan Wanita. Bandung: Pustaka Jaya.
 

https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/06/171808079/raja-raja-kerajaan-galuh

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke