Revolusi industri mengubah kegiatan di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi.
Dari perkembangan tersebut juga memberikan dampak cukup mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di dunia.
Latar Belakang
Revolusi Industri dimulai pada akhir abad ke-18. Saat itu, terjadi peralihan dalam penggunaan tenaga kerja di Inggris.
Peralihan tersebut yaitu dari yang sebelumnya menggunakan tenaga hewan dan manusia, diganti dengan tenaga mesin yang berbasis manufaktur.
Istilah Revolusi Industri sendiri diperkenalkan oleh Friedrich Engels dan Louis Auguste Blanqui, seorang pemimpin pabrik tekstil.
Revolusi Industri dimulai dari Britania Raya yang kemudian menyebar ke seluruh Eropa Barat, Amerika Utara, Jepang, sampai ke seluruh dunia.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan munculnya Revolusi Industri, yaitu:
Kerajinan Industri
Pada akhir abad pertengahan, kota-kota di Eropa berkembang menjadi pusat kerajinan dan perdagangan.
Setelah itu, pertumbuhan kerajinan menjadi industri pun semakin berkembang melalui beberapa tahapan, sebagai berikut:
Sistem Domestik
Tahapan ini disebut sebagai tahap kerajinan rumah (home industry). Para pekerja masing-masing menggunakan alat kerja mereka sendiri.
Manufaktur
Setelah kerajinan industri semakin berkembang, diperlukan sebuah tempat khusus untuk bekerja agar majikan bisa mengawasi cara kerja dan mutu produksinya dengan lebih baik.
Pada tahapan ini, hubungan majikan dengan pekerjanya terjalin lebih akrab, karena tempat kerja mereka menjadi satu dan jumlah buruhnya juga masih sedikit.
Sistem Pabrik
Pada tahapan sistem pabrik, kerajinan industri sudah dikerjakan menggunakan mesin.
Dampak
Terbentuknya Revolusi Industri memberikan dampak ke pada masyarakat dunia juga kepada Indonesia.
Ekonomi
Sosial
Politik
Dampak terhadap Indonesia:
Referensi:
https://www.kompas.com/stori/read/2021/05/02/122323079/revolusi-industri-latar-belakang-jenis-industri-dan-dampak