Pada musim 2005-2006, Adriano mampu mencetak 13 gol dari 30 penampilan di Serie A.
Akan tetapi, pada saat yang bersamaan, Adriano kian akrab dengan inkonsistensi. Di luar lapangan, ia mulai bersentuhan dengan alkohol dan kehidupan malam.
Pada 2006, Adriano sempat dua kali dicoret oleh pelatih timnas Brasil, Dunga, lantaran kedapatan berpesta di klub malam.
Sementara itu di Inter Milan, ketajaman Adriano mulai luntur di mana ia cuma bisa mencetak lima gol dari 23 penampilan liga musim 2006-2007.
Padahal, saat itu Adriano tengah berada di usia emas seorang pesepak bola yaitu 25 tahun.
Baca juga: Mauro Camoranesi, Pembelot Argentina yang Melegenda di Italia
Usut punya usut, ada alasan memilukan di balik merosotnya penampilan Adriano.
Kematian sang ayah pada 2004 membuat Adriano begitu terpukul. Hal ini diungkapkan oleh Javier Zanetti.
"Ketika mendapatkan telepon soal kematian ayahnya, kami berada di kamar. Dia (Adriano) membanting telepon dan mulai berteriak dengan cara yang tidak bisa dibayangkan," ungkap Zanetti kepada TuttoMercato pada 2017 lalu.
"Sejak saat itu, Massimo Moratti (Presiden Inter Milan) dan saya memperlakukannya sebagai adik. Dia terus bermain sepak bola, mencetak gol dan mendedikasikan golnya untuk ayahnya dengan menunjuk langit. Namun, setelah panggilan telepon itu, tidak ada yang sama seperti sebelumnya."
Kegagalan menjaga Adriano diakui Zanetti sebagai kekalahan terbesar dalam karier mantan kapten Inter Milan tersebut.
"Kami tidak bisa menariknya keluar dari terowongan depresi. Itu adalah kekalahan terbesar saya. Saya merasa tidak berdaya."
Pada 2018 lalu, Adriano membuat pengakuan bahwa ia merasa begitu menderita setelah kehilangan sosok ayah.
"Hanya saya yang tahu betapa besar penderitaan yang saya rasakan. Kematian ayah telah menghadirkan kekosongan besar dalam hidup saya dan merasa sangat kesepian."
"Segalanya menjadi semakin buruk karena saya mengisolasi diri sendiri. Saat itu di Italia, saya sendirian, sedih, dan depresi, yang membuat saya mulai minum alkohol."
"Saya hanya merasa bahagia ketika minum dan melakukannya setiap malam yang membuat saya harus meninggalkan Inter Milan," tutur Adriano.
Meski kariernya berakhir menyedihkan, Adriano tetap mendapatkan pengakuan atas kehebatannya di lapangan hijau.
Pada Mei 2021 lalu, Federasi Sepak Bola Brasil (CBF) memasukkan nama Adriano ke dalam Walk of Fame yang berada di luar Stadion Maracana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.