Garrincha kecil yang bekerja di pabrik tekstil adalah seorang pemalas. Di lain sisi, dalam dirinya ada bakat sepak bola begitu besar.
Saking malasnya, Garrincha sampai dipecat dari tempat kerjanya. Namun, tim sepak bola pabriknya yakni Esporte Clube Pau Grande ingin ia bertahan dan memperkuat tim.
Ketika dikontrak oleh Botafofo pada 1953, Garrincha sudah menikah dan menjadi seorang ayah. Bermain bersama Botafofo menjadi titik lepas landas Si Gelatik Kecil menuju panggung sepak bola yang lebih besar.
Usai ikut membantu Brasil juara Piala Dunia 1958, Garrincha kembali masuk skuad Selecao untuk Piala Dunia 1962 di Chile.
Brasil masuk Grup 3 Piala Dunia 1962 bersama Cekoslowakia, Meksiko dan Spanyol.
Selecao memulai kiprah di Piala Dunia 1962 dengan mengalahkan Meksiko 2-0 pada laga pembuka.
Kemudian pada pertandingan berikutnya, Brasil cuma bia meraih hasil imbang 0-0 dengan Cekoslowakia. Tak cuma gagal menang, Brasil juga harus kehilangan Pele yang mengalami cedera.
Ketika Pele cedera, bintang muda Brasil lainnya yakni Amarildo (22 tahun) dan juga Garrincha yang kala itu berusia 28 tahun tampil sebagai pemain yang bisa diandalkan.
Brasil menang 2-1 atas Spanyol pada laga pamungkas fase grup dengan dua gol kemenangan diborong oleh Amarildo.
Baca juga: Panduan Penonton Piala Dunia 2022, 6 Hal Terlarang di Qatar
Brasil pun lolos ke perempat final sebagai juara grup untuk menantang Inggris. Dengan kaki bengkoknya, Garrincha lantas menunjukkan aksi magis pada laga menghadapi Inggris.
Garrincha mencetak dua gol dalam kemenangan 3-1 Brasil atas Inggris. Satu gol lainnya dicetak oleh Vava.
Brasil kemudian melaju ke semifinal untuk melawan tuan rumah Chile. Di hadapan lebih dari 75.000 penonton yang memadati Stadion Nasional Santiago, Garrincha memimpin Brasil menumbangkan Chile dengan skor 4-2.
Garrincha dan Vava sama-sama mencetak dua gol pada pertandingan tersebut.
Kemenangan atas tuan rumah Chile mengantar Brasil ke partai final. Lawan yang dihadapi adalah tim pesaing di fase grup, Cekoslowakia.
Laga final yang mempertemukan Brasil dengan Cekoslowakia kembali digelar di Stadion Nasional Santiago. Hampir 70.000 pasang mata menyaksikan partai puncak Piala Dunia edisi ketujuh tersebut.