MALAM Jumat lalu, saya cukup beruntung. Bersama sejumlah wartawan, saya mendapat kesempatan berbincang santai dengan dua tokoh senior, Ketua MPR-RI yang juga Ketua Ikatan Motor Indonesia, Bambang Soesatyo, dan sosok besar dunia motorsport Indonesia, Ricardo Gelael, di kawasan Prapanca, Jakarta Selatan.
Isu obrolan utama yang menarik adalah seputar penyelenggaraan satu seri ajang balap Formula E tahun depan di Jakarta.
Menurut Bambang Soesatyo atau yang akrab disapa Bamsoet, event balap internasional ini harus sukses. Meski di ranah politik, Formula E masih menjadi bola panas.
Untuk bisa sukses, strategi jualannya pun harus dipikirkan. Salah satu, yang bisa mengangkat pamor Formula E adalah kehadiran pebalap Indonesia sebagai “Local Hero” atau Pahlawan Lokal di Event ini.
Kandidat terbaik yang dipunya Indonesia saat ini adalah Sean Gelael, yang tak lain merupakan anak Ricardo Gelael.
Sean musim ini mengukir prestasi gemilang dalam debutnya di ajang FIA World Endurance Championship (WEC).
Baca juga: Presiden Jokowi Tantang Sean Gelael Tampil pada Formula E Jakarta
Pebalap berusia 26 tahun tersebut menjadi runner-up di klasemen akhir bersama tim JOTA dengan nomor mobil 28.
Sebelum tampil di FIA WEC, Sean lima musim tampil di Formula 2. Sean juga beberapa kali mendapat kesempatan menjadi pebalap penguji dalam sesi latihan bebas tim Formula 1 Toro Rosso, yang saat ini berganti nama menjadi Alpha Tauri.
Berbekal pengalaman itu, Sean memang menjadi kandidat terbaik untuk menjadi wakil Indonesia.
Atas dasar ini pula, Bamsoet berupaya “melobi” Ricardo, agar Sean bersedia tampil saat Indonesia menjadi tuan rumah seri balapan Formula E.
Dalam beberapa kesempatan, Sean mengatakan, akan menjadi kebanggaan bagi seorang atlet jika bisa tampil di depan publiknya sendiri.
Akan tetapi, tidak mudah juga baginya untuk tampil di balapan Formula E di Jakarta, karena dia sudah terikat kontrak dengan tim dan jadwal FIA World Endurance Championship (FIA WEC) sepanjang 2022.
Selain itu, untuk tampil di balapan Formula E, pebalap juga sudah harus terdaftar dalam satu tim. Minimal dengan status pebalap pengganti.
Formula E tidak mengenal istilah wild card, walaupun untuk pebalap tuan rumah.
Memang, sampai saat ini masih ada satu kursi kosong di tim Formula E. Namun sayangnya bukan tim yang bagus dan ini bukan opsi mumpui dan malah bisa mempermalukan nama Indonesia.
Baca juga: WSBK Mandalika dan Formula E Mengangkat Kembali Isu Regenerasi Pebalap Indonesia