KOMPAS.com - Esports merupakan salah satu industri yang paling berkembang pesat di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. EVOS sebagai salah satu raksasa di industri ini menekankan peran mereka dalam menumbuhkan iklim eSports yang positif dan profesional di Tanah Air.
Hal tersebut disampaikan oleh Hartman Harris selaku co-founder EVOS Esports dan Vice Chairman Asosiasi Video Game Indonesia.
Ditemui Kompas.com di sela-sela acara kunjungan ke fasilitas EVOS Integrated Training Facily (ITF) yang baru di OneBel Park Jakarta Selatan, Hartman bercerita mengenai peran yang harus diemban EVOS di ranah Esports Indonesia.
"D sini kan (nama tempatnya) Evos ITF, ada persamaan kata dengan 'be positive'. Kami mencoba mencontohi hal-hal positif," ujarnya kepada Kompas.com.
Indonesia merupakan salah satu negara utama dalam pertumbuhan industri Esports di Asia Tenggara.
Baca juga: EVOS Esports Luncurkan Integrated Training Facility
Tercatat, Indonesia berkontribusi terhadap sekitar 43 persen jumlah total 274,5 juta gamers di Asia Tenggara dan menyumbang pendapatan terbesar senilai 2,08 miliar dolar AS (sekitar 30 triliun rupiah) ke industri ini.
Potensi pertumbuhan industri ini sangat besar mengingat berdasarkan studi Esports Industry Outlook 2021 yang dikeluarkan oleh EVOS pada Agustus lalu, mayoritas fans mereka (57,68 persen) adalah di bawah usia 18 tahun.
Walau menunjukkan kalau para penggemar punya siklus yang masih panjang di industri Esports, mayoritas audiens juga masih belum masuk usia dewasa.
Para penonton Esports kerap mendapat stigma belum mature dari warganet lain karena kerap berkomentar yang tidak pantas di media sosial.
Apalagi, atlet Esports sendiri pun pernah melakukan provokasi berlebihan saat bertanding yang tak lazim ditemukan di olahraga profesional konvensional.
Misal, pada final MPL ID Season 8 kemarin ada insiden saat pemain-pemain RRQ dan ONIC Drian terlibat dalam provokasi dan taunting dengan kata-kata kasar selama laga.
Baca juga: Juarai FFIM 2021 Fall, Evos Divine Jadi Wakil Indonesia di Kompetisi Free Fire Asia
Walau akhirnya RRQ meminta maaf, bagi sebagian warganet, hal ini dituding sebagai contoh dari kurang dewasanya beberapa pelaku industri Esports Tanah Air.
Namun, Hartman mengutarakan kalau audiens negatif pasti ada di semua olahraga apapun tak terkecuali industri Esports.
"Saya rasa di olahraga mana pun pasti ada berbagai orang. Toxic fans. Cabor ini fansnya begini, cabor begini fansnya kaya gini. Saya rasa pasti ada," ujar Hartman melanjutkan.
"Dari pemain-pemain kami sendiri sangat positif. Contoh, EVOS kalau kalah pun lebih banyak orang yang mendukung dan menyampaikan suara-suara positifnya ketimbang mereka yang menghujat."