Pada 1994, tepat delapan tahun setelah "tragedi" Istora, Indonesia berhasil menebusnya secara tuntas di tempat yang sama.
Ketika tampil di Piala Thomas 1994, Indonesia diperkuat oleh Joko Supriyanto, Hariyanto Arbi, Ardy B. Wiranata, Hermawan Susanto, Ricky Subagdja, Rexy Mainaky, Bambang Suprianto, Gunawan, dan Deny Kantono.
Sementara itu di tim Piala Uber, Merah Putih mengandalkan Susy Susanti, Meiluawati, Eliza Nathanael, Zelin Resiana, Finarsih, Lili Tampi, dan juga pemain muda Mia Audina.
Indonesia melaju ke final Piala Uber usai memuncaki Grup B dan melewayi adangan Korea Selatan di semifinal. Pada partai final, Susy Susanti dkk bertemu China.
Kali ini, tim Merah Putih berhasil membalas kekalahan delapan tahun lalu di Istora Senayan. Indonesia mengangkat trofi Piala Uber usai menang 3-2 pada laga puncak.
Baca juga: Jadwal Piala Thomas-Uber, Perjuangan Indonesia Berlanjut ke Denmark
Kejayaan Merah Putih kemudian dilengkapi dengan keberhasilan Hariyanto Arbi dkk mengalahkan musuh bebuyutan, Malaysia, pada final Piala Thomas.
Pada final Piala Thomas 1994 yang berlangsung panas, Indonesia berhasil menaklukkan Malaysia dengan skor 3-0.
Dua tahun kemudian di Hong Kong, Indonesia kembali mengawinkan Piala Thomas dan Uber.
Pada edisi terakhir yakni 2018, Jepang sebenarnya berksempatan mengikuti jejak China dan Indonesia mengawinkan Piala Thomas dan Uber.
Di Piala Uber 2018, Jepang berhasil menjadi juara usai mengalahkan Thailand di final. Sayangnya, pada laga puncak Piala Thomas, Negeri Sakura kalah 1-3 dari China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.