Karena kalender turnamen yang begitu ketat, Dewan IBF memutsukan bahwa kejuaraan yang diberi nama Piala Sudirman atau Sudirman Cup itu digelar bersamaan dengan Kejuaraan Dunia.
Pada 1989, Piala Sudirman edisi pertama pun diadakan di Jakarta. Indonesia berhasil menjadi juara usai mengalahkan Korea Selatan dengan skor 3-2 pada laga final.
Selanjutnya, Piala Sudirman digelar setiap dua tahun. China menjadi negara dengan jumlah gelar juara terbanyak yaitu 11, disusul Korea Selatan (4), dan Indonesia (1).
Dikutip dari situs resmi PB Djarum, trofi Piala Sudirman memiliki bentuk unik dengan ciri khas Indonesia yang sangat kental.
Trofi Piala Sudirman dirancang oleh Rusnadi dari Fakultas Seni Rupa ITB dan terdiri dari lima bagian.
Baca juga: PBSI Bocorkan Kandidat Kapten Tim Indonesia untuk Piala Sudirman 2021
Di bagian puncak, trofi setinggi 80 cm itu terdapat ukiran replika Candi Borobudur yang terbuat dari perak dan dibalut dengan emas 22 karat.
Kemudian di bagian badan piala, berbentuk shuttlecock (kok) yang juga berlapis emas 22 karat dengan berat 600 gram. Sementara, pegangan piala berbentuk benang sari.
Bagian keempat dari trofi Piala Sudirman berbentuk daun sirih yang merupakan ornamen selamat datang.
Adapun, bagian kelima dari piala tersebut adalah bentuk segi delapan atau oktagon yang melambangkan arah mata angin. Bagian ini terbuat dari kayu jati.
Trofi Piala Sudirman dikerjakan oleh PT Masterix Bandung yang saat itu memakan biaya sebesar 15.000 dollar AS atau sekitar Rp 27 juta (kurs waktu itu).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.