KOMPAS.com - Kejadian yang diperlihatkan pemain AHHA PS Pati, Syaiful Indra Cahya, kepada pemain Persiraja Banda Aceh, Muhammad Nadhiif, pada waktu kedua tim uji coba telah mencoreng sepak bola Tanah Air.
Sapuan bola Syaiful Indra Cahya diikuti dengan gerakan tendangan ke kepala Muhammad Nadhiif.
Media sosial ramai membicarakan hal tersebut. Media besar Spanyol, Marca, bahkan sampai menuliskan "Tendangan Mematikan Tahun Ini" di artikel mereka.
Perilaku tak patut ditiru tersebut sudah banyak terjadi di sepak bola Indonesia. Terulang dan kembali terulang.
???????????? Los amistosos en Indonesia no son siempre amistosos: ¿La patada asesina ???????? del año? https://t.co/oAFt9HJDik
— MARCA (@marca) September 8, 2021
Baca juga: Aksi Brutal dalam Sepak Bola, Pemicu dan Bagaimana Cara Menyikapinya?
Pengamat Tommy Welly menegaskan bahwa publik sepak bola Indonesia adalah pelupa. Hal tersebut menjadi salah satu faktor aksi brutal bisa terulang.
"Ketika ada kejadian (aksi brutal), di seluruh penjuru negeri mengecam, berduka cita, berbela sungkawa, tapi tetap terulang lagi, nggak kapok," kata Tommy Welly di akun YouTube pribadinya.
"Ini yang memalukan, menjijikkan," jelasnya.
Lantas, apa yang membuat pemain tega melakukan aksi brutal tersebut?
Konselor olahraga, Dianita Iuschinta, memberikan pemaparan alasan pemain melakukan aksi brutal ketika bertanding dari segi psikologi, lebih tepatnya agresi seorang pemain.
Baca juga: Jika Terjadi di Liga 1, Aksi Brutal 2 Pemain AHHA PS Pati Diganjar Hukuman Apa?
"Agresi dapat dikatakan sebagai tindakan terang-terangan yang melanggar aturan formal sekaligus dengan sengaja menyakiti," terang Dianita.
Video viral Syaiful Indra Cahya sudah pasti melanggar law of the game. Untuk unsur kesengajaan, memang tergantung perspektif masing-masing.
Akan tetapi, dari raut wajah dan tindakan Syaiful setelah melakukan tendangan fatal tersebut, tampak dilakukan secara sengaja.
"Agresi terbagi menjadi dua jenis, instrumental dan permusuhan. Agresi instrumental adalah tindakan yang sengaja dilakukan agar bisa mencapai tujuan, yakni kemenangan," kata dia kepada Kompas.com.
Baca juga: Kondisi Muhammad Nadhif Usai Kena Aksi Brutal Pemain AHHA PS Pati
Sementara agresi permusuhan, lanjutnya, dilakukan semata-mata untuk tujuan merugikan. Dalam konteks sepak bola adalah mencederai lawan.
"Dari hal tersebut kemudian ditarik ke teori yang memungkinkan menjadi alasan atau penyebab terjadinya agresi," ujarnya.