KOMPAS.com - Aksi tak pantas mewarnai sepak bola Indonesia yang tengah bangkit-bangkitnya pada masa pandemi.
Video viral yang memperlihatkan dua pemain AHHA PS Pati, Syaiful Indra Cahya dan Zulham Zamrun, mendapat banyak kritikan keras.
Syaiful Indra Cahya terlihat mengangkat kakinya terlalu tinggi dan mengenai kepala pemain Persiraja Banda Aceh, Muhammad Nadhiif.
Sementara itu, Zulham Zamrun terlihat bermain kasar dan terlibat cekcok dengan pemain Persiraja Banda Aceh.
Pertemuan AHHA PS Pati vs Persiraja memang dalam taraf uji coba. Akan tetapi, mereka membawa label sebagai klub profesional, terdaftar di PSSI, dan bermain di kasta kedua dan pertama Indonesia.
Baca juga: Jika Terjadi di Liga 1, Aksi Brutal 2 Pemain AHHA PS Pati Diganjar Hukuman Apa?
Selain kejadian tersebut, aksi brutal lainnya juga terjadi. Bahkan tidak begitu jauh. Sejak Juni 2021, sudah ada tiga aksi tak pantas di dunia sepak bola Tanah Air.
Sebut saja tendangan pemain Persikabo 1973, Gilang Ginarsa, yang mengangkat kaki terlalu tinggi dan mengenai kepala pemain Persib Bandung, Frets Butuan.
Kemudian aksi pemain Bali United, Leonard Tupamahu, dalam uji coba melawan Persis Solo. Dia terlihat jelas memukul kepala Delvin Rumbino.
Leonard Tupamahu dan Gilang Ginarsa sudah menyampaikan minta maaf. Akan tetapi, kenapa bisa terulang dan membuat Syaiful Indra Cahya melakukan hal yang sama?
Apakah ini hal yang biasa dan terus berlanjut menjadi kebiasaan? "Tidak!" kata pengamat sepak bola nasional, Tommy Welly, kepada Kompas.com.
Baca juga: Buntut Aksi Brutal Pemain AHHA PS Pati, Klub Tidak Bisa Sembarangan Gelar Uji Coba
Tommy Welly menjelaskan perilaku kasar di lapangan yang ditampilkan pemain memiliki banyak faktor, tetapi yang paling utama adalah karakter atau personality si pemain.
"Kenapa pemain bermain kasar atau brutal? Itu kembali ke personality, attitude, dan karakter pemain," ujar pria yang akrab disapa Bung Towel menerangkan.
Soal personality tersebut, lanjut dia, juga dipengaruhi banyak faktor, termasuk di dalamnya adalah bagaimana pemain berkembang dan pendidikan atau edukasinya.
"Pendidikan akan mematangkan pemain secara intelektual dan emosional," tuturnya.
Baca juga: Kondisi Muhammad Nadhif Usai Kena Aksi Brutal Pemain AHHA PS Pati
Oleh karena itu, tempat berkembang pemain itu menjadi sangat penting. Dalam konteks sepak bola, tempat tersebut adalah grass root, bisa akademi, sekolah sepak bola, dll.