Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aksi Brutal dalam Sepak Bola, Pemicu dan Bagaimana Cara Menyikapinya?

Kompas.com - 08/09/2021, 17:00 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Aksi tak pantas mewarnai sepak bola Indonesia yang tengah bangkit-bangkitnya pada masa pandemi.

Video viral yang memperlihatkan dua pemain AHHA PS Pati, Syaiful Indra Cahya dan Zulham Zamrun, mendapat banyak kritikan keras.

Syaiful Indra Cahya terlihat mengangkat kakinya terlalu tinggi dan mengenai kepala pemain Persiraja Banda Aceh, Muhammad Nadhiif.

Sementara itu, Zulham Zamrun terlihat bermain kasar dan terlibat cekcok dengan pemain Persiraja Banda Aceh.

Pertemuan AHHA PS Pati vs Persiraja memang dalam taraf uji coba. Akan tetapi, mereka membawa label sebagai klub profesional, terdaftar di PSSI, dan bermain di kasta kedua dan pertama Indonesia.

Baca juga: Jika Terjadi di Liga 1, Aksi Brutal 2 Pemain AHHA PS Pati Diganjar Hukuman Apa?

Selain kejadian tersebut, aksi brutal lainnya juga terjadi. Bahkan tidak begitu jauh. Sejak Juni 2021, sudah ada tiga aksi tak pantas di dunia sepak bola Tanah Air.

Sebut saja tendangan pemain Persikabo 1973, Gilang Ginarsa, yang mengangkat kaki terlalu tinggi dan mengenai kepala pemain Persib Bandung, Frets Butuan.

Kemudian aksi pemain Bali United, Leonard Tupamahu, dalam uji coba melawan Persis Solo. Dia terlihat jelas memukul kepala Delvin Rumbino.

Leonard Tupamahu dan Gilang Ginarsa sudah menyampaikan minta maaf. Akan tetapi, kenapa bisa terulang dan membuat Syaiful Indra Cahya melakukan hal yang sama?

Apakah ini hal yang biasa dan terus berlanjut menjadi kebiasaan? "Tidak!" kata pengamat sepak bola nasional, Tommy Welly, kepada Kompas.com.

Baca juga: Buntut Aksi Brutal Pemain AHHA PS Pati, Klub Tidak Bisa Sembarangan Gelar Uji Coba

Apa faktor yang memengaruhi pemain bermain kasar?

Tommy Welly menjelaskan perilaku kasar di lapangan yang ditampilkan pemain memiliki banyak faktor, tetapi yang paling utama adalah karakter atau personality si pemain.

"Kenapa pemain bermain kasar atau brutal? Itu kembali ke personality, attitude, dan karakter pemain," ujar pria yang akrab disapa Bung Towel menerangkan.

Soal personality tersebut, lanjut dia, juga dipengaruhi banyak faktor, termasuk di dalamnya adalah bagaimana pemain berkembang dan pendidikan atau edukasinya.

"Pendidikan akan mematangkan pemain secara intelektual dan emosional," tuturnya.

Baca juga: Kondisi Muhammad Nadhif Usai Kena Aksi Brutal Pemain AHHA PS Pati

Oleh karena itu, tempat berkembang pemain itu menjadi sangat penting. Dalam konteks sepak bola, tempat tersebut adalah grass root, bisa akademi, sekolah sepak bola, dll.

"FIFA dan program-program grass root terus jalan karena edukasi lebih baik dimulai saat mereka masih usia dini," jelas Bung Towel.

"Termasuk men-develop pelatihnya," ungkap dia.

Pelatih berfungsi memberi arahan agar bermain tidak aneh-aneh. Dalam kasus di atas, laga uji coba ditekankan ke mematangkan strategi permainan, bukan untuk mencari menang atau kalah.

Jadi, masih kata Bung Towel, perhatian ke ranah grass root atau akar rumput sepak bola Tanah Air harus lebih tinggi.

"Kalau sudah senior gini kan sudah basi buat ngomong soal respect, sportivitas, fair play, dll. Makanya, FIFA mengurai langsung ke grass root-nya."

Baca juga: Tanggapan APPI soal Aksi Brutal pada Laga AHHA PS Pati Vs Persiraja

Siapa yang bertanggung jawab?

Aksi brutal yang dilakukan oleh beberapa pemain Tanah Air memang sudah berakhir dengan damai dan saling meminta maaf.

Akan tetapi, jika kembali terulang, siapa yang bertanggung jawab?

Federasi tentu harus ikut turun tangan dalam kejadian ini agar tidak menjadi kebiasaan meskipun dalam laga uji coba.

"Kalau untuk kelas tarkam (antarkampung) memang federasi akan sulit masuk. Akan tetapi, beberapa kejadian yang viral antara dua klub anggota PSSI," kata Bung Towel.

Baca juga: Kata Menpora soal Aksi Brutal Pemain AHHA PS Pati: Jangan Masuk Timnas!

"Mereka (pemain terkait) terdaftar dalam klub anggota PSSI. Mereka bermain dengan law of the game PSSI. Wasit yang memimpin laga juga dari PSSI. Artinya, PSSI harus ikut turun tangan meski taraf uji coba," tuturnya.

"Karena kejadiannya sudah terbuka, ketegasannya juga harus terbuka di publik," ucapnya.

Namun demikian, klub juga perlu memberi ketegasan kepada pemainnya.

Mengapa perkelahian dan aksi brutal dalam sepak bola tidak dianggap kriminal?

Tendangan Syaiful Indra Cahya mengenai kepala Muhammad Nadhiif tergolong aksi brutal. Namun, pukulan Leonard Tupamahu ke Delvin Rumbino sudah masuk ke ranah perkelahian.

Namun, Leonard Tupamahu tak bisa dianggap aksi kriminal. Alasannya karena masih dalam ruang lingkup sepak bola.

Baca juga: Soal Aksi Brutal di Laga AHHA PS Pati Vs Persiraja, Menpora Minta PSSI Turun Tangan

"Karena terjadi dalam sepak bola, hukum sepak bola dulu yang menegakkan. Maka, dalam federasi ada badan yudisial," kata Bung Towel.

"Kalau semua hal langsung ke pidana itu enggak bagus. Area pertandingan ada regulasinya, ada law of the game-nya," ujarnya.

"Kalau dalam law of the game ada kartu kuning dan merah, tentu ada hukuman lain di luar law of the game."

"Jika sudah keterlaluan, ada sanksi lewat Komisi Disiplin. Jadi, bukan langsung hukum pidana," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Erick Thohir: Terima Kasih, Skuad Garuda Muda!

Timnas Indonesia
Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Apresiasi Presiden FIFA Terhadap Perjuangan Timnas U23 Indonesia

Timnas Indonesia
Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Hasil Piala Asia U17 Putri 2024: Timnas Indonesia Kalah Telak dari Korsel

Timnas Indonesia
Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Hasil Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Garuda Kalah, STY Kartu Merah, Olimpiade Harus Menunggu

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1: Penalti Lawan Gagal, STY Dapat Kartu Merah

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Sapuan Nathan Selamatkan Garuda Muda

Timnas Indonesia
HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

HT Timnas U23 Indonesia Vs Guinea: Jebolan Barcelona Cetak Gol, Garuda Muda Tertinggal

Timnas Indonesia
LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

LIVE Timnas U23 Indonesia Vs Guinea 0-1, Penalti Eks Barcelona Bawa Lawan Unggul

Timnas Indonesia
Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Susunan Pemain Indonesia Vs Guinea, Rafael Struick dan Nathan Starter

Timnas Indonesia
Link Live Streaming Indonesia Vs Guinea, Kickoff 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia Vs Guinea, Kickoff 20.00 WIB

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea, Kata Ketua Badan Timnas soal Elkan Baggott

Indonesia Vs Guinea, Kata Ketua Badan Timnas soal Elkan Baggott

Timnas Indonesia
Petinggi Persib Harap Dua Kubu Suporter Bisa Hadir di Championship Series Liga 1

Petinggi Persib Harap Dua Kubu Suporter Bisa Hadir di Championship Series Liga 1

Liga Indonesia
Madrid ke Final Liga Champions, Sensasi Ancelotti dan Dongeng 'Comeback' Los Blancos

Madrid ke Final Liga Champions, Sensasi Ancelotti dan Dongeng "Comeback" Los Blancos

Liga Champions
Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Malam Ini

Jadwal Siaran Langsung Indonesia Vs Guinea di Playoff Olimpiade Malam Ini

Timnas Indonesia
Indonesia Vs Guinea: Situasi Bola Mati dan Tekad Skuad Kaba Diawara

Indonesia Vs Guinea: Situasi Bola Mati dan Tekad Skuad Kaba Diawara

Timnas Indonesia
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com