Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Medali Emas Perenang Kanada dan Ironi Kebijakan Satu Anak di China

Kompas.com - 04/08/2021, 16:20 WIB
Faishal Raihan

Penulis

Sumber CNN

KOMPAS.com - Medali emas Margaret MacNeil di Olimpiade Tokyo 2020 membuat publik China "menyesali" kebijakan satu anak yang pernah ditetapkan oleh pemerintah negara mereka.

Margaret MacNeil mempersembahkan satu medali emas untuk negaranya, Kanada, pada Olimpiade Tokyo 2020.

Medali emas itu diraihnya di cabang olahraga akuatik nomor renang 100 meter gaya kupu-kupu putri di Tokyo Aquatics Centre, Senin (26/7/2021).

Perenang 21 tahun itu finis pertama dengan catatan waktu 55,59 yang merupakan rekor dunia di Benua Amerika.

Maggie - panggilan akrab Margaret MacNeil - unggul 0,05 detik dari perenang favorit juara asal China Zhang Yufei, yang akhirnya harus puas dengan medali perak.

Kemenangan MacNeil atas Zhang Yufei kemudian menjadi perbincangan di situs microblogging China, Weibo.

Baca juga: Apakah Berenang di Kolam Renang Umum Bisa Tertular Virus Corona?

Berita tentang MacNeil langsung menjadi trending topic di media sosial tersebut karena menarik 400 juta viewers.

Namun, sebagian besar pembahasannya bukan ke prestasi MacNeil, tetapi lebih ke "warisan" China yang dimiliki sang atlet.

Melansir CNN, Rabu (4/8/2021), MacNeil lahir di Jijuang, Jiangxi, China, pada 26 Februari 2000, tetapi dia diadopsi oleh keluarga asing karena kebijakan satu anak yang diberlakukan China, saat itu.

Kebijakan itu berlaku hingga 2016, menyebabkan bayi perempuan diaborsi, ditinggalkan, dan bahkan dibunuh karena pandangan tradisional keluarga Tionghoa yang lebih "menyukai" memiliki anak laki-laki. 

Hal itu kemudian membuat ketimpangan jenis kelamin dari jumlah bayi yang lahir di sana, dengan adanya surplus lebih dari 30 juta pria.

Kebijakan itu kemudian dihapus. Pemerintah China mengizinkan semua pasangan untk memiliki dua anak pada 2016.

Baca juga: Olimpiade Tokyo 2020, Tim Renang AS Sabet Emas dan Pecahkan Rekor Dunia

Tahun ini, kebijakan itu lebih longgar. Setiap keluarga boleh memiliki tiga anak.

Namun, bagi banyak netizen China, terutama wanita, kemenangan MacNeil menjadi pengingat tentang "kebijakan merusak" selama beberapa dekade, yang mengakibatkan ketidaksetaraan gender di sana.

"Dia (MacNeil) mungkin tidak berbakat jika dia dibesarkan di China. Sebaliknya, dia mungkin putus sekolah lebih awal untuk bekerja di pabrik," tulis satu komentar di Weibo.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com