KOMPAS.com - Italia bukanlah negara yang terbilang besar di tengah kemegahan dunia, baik secara wilayah maupun populasi.
Tahukah Anda? Berdasarkan data World Meter, luas wilayah Italia berada di urutan ke-73 dunia dan tidak lebih besar daripada Polandia, Malaysia, Zimbabwe, apalagi Rusia.
Kemudian, soal populasi, Italia menduduki peringkat ke-23 dunia. Jumlahnya pun tak sampai setengah populasi Rusia selaku negara dengan penduduk terbanyak di Benua Eropa.
Namun, fakta tersebut tidak mengucilkan nama Italia dalam perlombaan prestasi olahraga di level Eropa hingga dunia.
Baca juga: Italia Raih 2 Emas Olimpiade Tokyo dalam 11 Menit, Rasanya Lebih Nikmat dari Juara Euro 2020
Hal tersebut terbukti lewat raihan yang mereka ukir sepanjang 2021 di mana banyak ajang olahraga akbar dihelat.
Banyaknya ajang olahraga yang berlangsung sepanjang 2021 tak lepas dari situasi pandemi Covid-19.
Pandemi Covid-19 membuat sebagian ajang yang seharusnya digelar pada 2020 harus diundur ke 2021.
Alhasil, 2021 menyajikan sejumlah ajang ternama dari cabang olahraga tertentu hingga perlombaan multi-cabang terbesar di dunia, Olimpiade.
Baca juga: Demi Kembalikan Kejayaan, Liga Italia Bakal Kurangi Jumlah Peserta Jadi 18 Tim
Kalender 2021 yang dipenuhi oleh sederet ajang olahraga itu kemudian seolah menjadi tahunnya Italia.
Mengapa demikian? Coba saja tengok sejumlah prestasi yang telah Italia ukir sepanjang 2021.
Pertama, Italia berhasil menjuarai turnamen sepak bola tingkat Eropa yang dikenal dengan nama Piala Eropa atau Euro 2020.
Gli Azzurri, julukan timnas sepak bola Italia, tampil memukau sepanjang perhelatan. Mereka selalu menang di fase grup, menyingkirkan tim-tim kuat di fase gugur, hingga meraih gelar juara setelah mengalahkan Inggris pada partai puncak di Stadion Wembley, London. 12 Juli lalu.
Pencapaian ini terasa istimewa karena Italia akhirnya bisa membawa pulang trofi Euro setelah terakhir kali mendarat di Negeri Spageti pada 1968.
Baca juga: Kata-kata Sakti Mancini di Ruang Ganti yang Bawa Italia Juara Euro 2020
Prestasi selanjutnya datang dari cabang olahraga tenis lapangan. Lewat wakilnya, Matteo Berrettini, bendera Italia berkibar di final Wimbledon 2021.
Pada final Wimbledon 2021 yang berlangsung di Centre Court, London, Inggris, 11 Juli, Matteo Berrettini, berhadapan dengan petenis nomor satu dunia sekaligus juara bertahan, Novak Djokovic.
Matteo Berrettini gagal mengakhiri laga tersebut dengan kemenangan. Dia kalah dari Novak Djokovic melalui pertarungan empat set dengan skor 6-7 (4-7), 4-6, 4-6, dan 3-6.
Baca juga: Profil Matteo Berrettini, Jagoan Tenis Italia yang Mengukir Sejarah di Wimbledon 2021
Kendati menelan kekahalan, pencapaian ini tetap menjadi sejarah bagi Matteo Berrettini dan Italia.
Berkat pencapaian menembus partai puncak Wimbledon 2021, Matteo Berrettini menjadi petenis Italia pertama yang tampil di final tunggal putra turnamen Grand Slam.
Matteo Berrettini pun tak larut dalam kesedihan. Dia beruntung karena bisa menyaksikan kemenangan timnas sepak bola Italia pada Euro 2020 secara langsung setelah tampil di final Wimbledon 2021.
"Kesuksesan ini (Italia juara Euro 2020) membayar kepahitan atas kekalahan saya di Wimbledon," kata Berrettini dilansir dari La Gazzetta dello Sport.
Baca juga: Daftar Juara Tunggal Putra Wimbledon, Siapa Terbanyak?
Pembuktian Italia dalam persaingan olahraga kemudian berlanjut ke pentas Olimpiade Tokyo 2020 yang baru bisa digelar pada 2021 akibat pandemi Covid-19.
Sejauh ini, Italia yang populasinya tidak sampai setengah Rusia berada di peringkat ke-12 klasemen perolehan medali.
Mereka telah mengantongi 29 medali dengan rincian lima emas, sembilan perak, dan 15 perunggu.
Salah satu pencapaian paling mencolok tampak pada cabor atletik, tepatnya nomor 100 meter putra.
Wakil mereka, Lamont Marcell Jacobs, berhasil memetik kemenangan dan menjadi juara baru di nomor perlombaan tersebut.
Baca juga: Klasemen Medali Olimpiade Tokyo - China Menjauh, Indonesia di Atas Belgia
Sebelumnya, nomor 100 meter putra selalu dikuasai oleh sprinter Jamaika yang kini telah pensiun, Usain Bolt, sejak Olimpiade Athena 2004.
Lamont Marcell Jacobs berhasil merebut takhta sepeninggalan Usain Bolt dan menjadi manusia tercepat di lintasan lari 100 meter.
Pada putaran final 100 meter putra Olimpiade Tokyo, dia mengukir catatan waktu 9,80 detik dan itu menjadi rekor baru Eropa.
Jacobs juga menjadi sprinter Italia pertama yang berhasil meraih medali emas sejak Pietro Mennea (Moscow 1980).
Baca juga: Momen Haru Olimpiade Tokyo: Kala Atlet Qatar dan Italia Berbagi Emas di Final Lompat Tinggi
Sebelum Jacobs, Italia juga berhasil meraih medali emas dari Gianmarco Tamberi yang tampil di nomor lompat tinggi putra Olimpiade Tokyo 2020.
Raihan ini terasa unik karena Gianmarco Tamberi berbagi emas dengan atlet Qatar, Mutas Essa Barshim.
Tamberi dan Barshim memiliki catatan serupa saat tampil di putaran final nomor lompat tinggi Olimpiade Tokyo.
Mereka kemudian sepakat untuk sama-sama membawa pulang medali emas setelah panitia pertandingan menawarkan lompatan terakhir untuk menentukan satu juara.
Tak berhenti di Jacobs dan Tamberi, capaian emas Italia pada Olimpiade Tokyo 2020 sejauh ini juga tercupta lewat tiga cabang lain, yakni dayung, layar, dan Taekwondo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.