KOMPAS.com - Lari jarak pendek merupakan salah satu kategori dalam cabang olahraga lari. Lari jarak pendek juga dilombakan pada kompetisi multicabang seperti Asian Games dan Olimpiade.
Mengutip modul Mengejar Prestasi, Pendidikan Olahraga dan Rekreasi Paket C Setara SMA/MA Kelas XII (2020) terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, nama lain lari jarak pendek adalah sprint atau lari cepat.
Tujuan lari jarak pendek adalah untuk memaksimalkan kecepatan horizontal, yang dihasilkan oleh dorongan badan ke depan.
Pada ajang Olimpiade, nomor lari jarak pendek yang dilombakan adalah 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.
Lari jarak pendek bisa dilakukan baik oleh pelari putra maupun putri. Seorang pelari jarak pendek biasanya dipanggil dengan sebutan sprinter.
Baca juga: Teknik Dasar Lari Jarak Pendek
Rekor dunia waktu lari tercepat pada jarak 100 meter adalah 9,58 detik yang dipegang oleh Usain Bolt, seorang sprinter asal Jamaika, pada ajang Kejuaraan Dunia Atletik 2009 di Berlin, Jerman.
Sementara itu, rekor lari 100 meter oleh atlet Indonesia dipegang oleh Lalu Muhammad Zohri yang membukukan waktu 10,13 detik pada final Kejuaraan Atletik Asia 2019 di Doha, Qatar.
Terdapat tiga prinsip dasar dalam lari jarak pendek yaitu gerakan kaki, gerakan ayunan lengan, dan sikap badan.
Baca juga: Kesalahan Tumpuan Kaki dalam Lari Jarak Pendek
Kaki menjadi dasar utama dalam lari jarak pendek. Sehingga, tak heran jika prinsip dari sprinter adalah kaki.
Prinsip dasar gerakan kaki dalam lari jarak pendek adalah:
Baca juga: Peralatan Lomba Lari Jarak Pendek
Prinsip dasar gerakan ayunan lengan dalam lari jarak pendek adalah:
Prinsip dasar sikap badan ketika berlari adalah: