Sama seperti pada status darurat Covid-19 sebelumnya, kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat juga berlangsung.
Selain perpanjangan status kondisi darurat Covid-19 untuk Tokyo dan Okinawa, empat prefektur yakni Chiba, Saitama, Kanagawa, dan Osaka, juga terkena kebijakan ini.
"Kebijakan pada keempat prefektur tersebut diperpanjang hingga Minggu (22/8/2021)," kata Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Kebijakan ini sudah barang tentu membuat perhelatan Olimpiade Tokyo terkena dampaknya.
Pekan lalu, kebijakan bahwa Olimpiade Tokyo 2020 berlangsung tanpa kehadiran penonton sudah diputuskan oleh para pemangku kepentingan antara lain pemerintah Jepang, Tokyo 2020, Komite Olimpiade Jepang (JOC), dan Komite Olimpiade Internasional (IOC).
"Olimpiade Tokyo 2020 digelar tanpa penonton," kata CEO penyelenggara, Tokyo 2020, Seiko Hashimoto.
Pada bagian selanjutnya, status kondisi darurat Covid-19 yang habis masa berlakunya pada Minggu (11/7/2021) malam adalah Hokkaido, Aichi, Kyoto, Hyogo, dan Fukuoka.
Pada seluruh prefektur berstatus darurat Covid-19, pembatasan dilakukan pada, antara lain, tempat makan umum.
"Harus tutup pada pukul 08.00 malam," kata Yoshihide Suga.
Di Tokyo, lokasi komersial pun mesti tutup pukul 08.00 malam.
Secara prinsip, sementara itu, pada kondisi darurat Covid-19, pemerintah melarang pelayanan penjualan minuman beralkohol.
Namun demikian, aturan ini mendapat keringanan.
"Penjualan minuman beralkohol diperkenankan hingga pukul 07.00 malam," kata pernyataan pemerintah-pemerintah prefektur.
Menurut catatan, PM Yoshihide Suga menerapkan status darurat Covid-19 kali pertama untuk Tokyo pada April 2020.
Lantas, kebijakan itu berulang lagi pada Januari 2021.