KOMPAS.com - Kuda hitam adalah sebutan yang umum digunakan dalam pertandingan atau kompetisi olahraga termasuk sepak bola.
Selain kuda hitam atau dark horse, istilah lain yang juga kerap muncul dalam sebuah kompetisi adalah underdog.
Mengutip situs web Britishcouncil.org, antara underdog dan kuda hitam memiliki makna berbeda.
Underdog adalah orang atau tim yang tidak diunggulkan dalam kompetisi olahraga.
Underdog juga berarti peserta yang tidak pernah dipikirkan oleh siapa pun akan memenangi kompetisi.
Baca juga: Asal-usul Julukan Tim Samba bagi Timnas Brasil
Salah satu kisah underdog dalam olahraga, khususnya sepak bola, adalah Leicester City pada kompetisi teratas Liga Inggris, Premier League, musim 2015-2016.
Pada musim tersebut, tidak ada yang menyangka bahwa Leicester bakal tampil sebagai juara Premier League.
Saat itu, Leicester adalah tim yang tidak diunggulkan alias underdog. Namun nyatanya, mereka sukses membalikkan prediksi dengan tampil sebagai juara.
Sementara itu, sebutan kuda hitam ditujukan kepada orang atau tim yang kekuatannya tidak diketahui.
Tim dengan kekuatan yang tidak diketahui oleh banyak pihak itu kemudian mengejutkan dengan meraih kemenangan atau melakukan lebih baik dari apa yang diharapkan semua orang.
Baca juga: Asal-usul Leicester City Dijuluki The Foxes
Sebagai contoh adalah Leeds United di kompetisi Premier League musim ini. Berstatus sebagai tim promosi, skuad besutan Marcelo Bielsa itu dianggap sebagai kuda hitam.
Hasilnya, Leeds menduduki peringkat ke-9 klasemen akhir Liga Inggris 2020-2021. Dalam perjalanannya, mereka mampu menumbangkan tim-tim top semisal Manchester City dan Tottenham Hotspur.
Asal-usul sebutan kuda hitam yang akhirnya diadaptasi dalam olahraga hingga saat ini masih diperdebatkan.
Namun, mengutip Irish Times, salah satu versi mengaitkan kemunculan istilah kuda hitam dengan kisah seorang Amerika pada abad ke-19.
Orang tersebut dikisahkan berkeliling dengan menunggang kuda berwarna hitam yang tampak biasa-biasa saja.
Namun, kuda tersebut ternyata bisa berlari lebih cepat dari para pesaingnya. Oleh karenanya, ia memenangi sebagian besar balapan kuda yang ia ikuti.
Baca juga: Kisah Dua Tangisan Ronaldo dan Serangan Ngengat pada Final Euro 2016
Berkat "kuda hitam" miliknya, orang tersebut berhasil mengumpulkan banyak uang hadiah dari berkeliling Amerika.
Kisah tersebut kemudian ditulis oleh Perdana Menteri Inggris yang juga merupakan seorang penulis, Benjamin Disraeli (1804-1881).
Dalam novelnya yang berjudul The Young Duke pada 1831, Disraeli menulis, "Seekor kuda hitam yang tidak pernah terpikirkan, dan yang bahkan tidak pernah diamati oleh St James, bergegas melewati tribune dalam kemenangan besar."
Berawal dari tulisan Benjamin Disraeli, istilah "kuda hitam" kemudian digunakan untuk menggambarkan orang atau tim yang kemampuannya tidak begitu dikenal (bukan tim favorit) dalam sebuah kompetisi, tetapi bisa meraih kesuksesan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.