Setting elektronik ini juga menyesuaikan kebutuhan lain seperti kontrol traksi dan lainnya.
Melansir Kompas Otomotif, kondisi wet race adalah seni yang rumit yang tidak semua orang bisa menguasainya. Tapi, semua pebalap setuju bahwa dalam wet race, risiko yang dijalani pun berlipat ganda.
Baca juga: Profil Tim Indonesian Racing Gresini, Diisi Pebalap Argentina dan Spanyol
"Di wet race, perbedaan utamanya cukup jelas. Anda harus bisa membalap lebih halus, dengan kemiringan yang lebih rendah, lebih hati-hati dengan gas, dan khususnya dengan rem. Tapi, tidak berarti Anda tidak bisa melaju sangat kencang," ujar Dani Pedrosa, dikutip dari Boxrepsol.com.
Saat balapan di trek kering, batasannya hanya ada dua, motor yang digunakan sepanjang akhir pekan dan diri sendiri. Tapi, ketika wet race, batasan tersebut jadi tidak jelas, dan di situlah letak risikonya.
Pengereman tak kalah penting dalam kondisi wet race. Sebelumnya, saat kondisi trek basah, motor MotoGP akan menggunakan rem cakram dari baja.
Sebab, rem karbon tidak dapat bekerja dengan baik dalam temperatur yang rendah karena terkena air.
Baca juga: MotoGP Perancis - Murid Rossi Singgung Perpisahan dengan Sepak Bola
Namun demikian, teknologi membuat komponen rem tak perlu diganti. Sekarang rem cakram karbon tetap digunakan dalam kondisi trek basah sekalipun.
Motor MotoGP akan menggunakan penutup pada bagian rem cakram untuk menjaga temperaturnya tidak menurun drastis.
Adaptasi terakhir pada motor dilakukan pada bagian suspensi. Pengaturan suspensi untuk trek kering dan trek basah berbeda.
Pada wet race, suspensi dibuat lebih empuk. Dengan begitu, motor tidak memberikan banyak tekanan pada ban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.