Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Balapan di Wet Race dan Cara Adaptasinya

Kompas.com - 16/05/2021, 18:18 WIB
Mochamad Sadheli

Penulis

KOMPAS.com - Cuaca di sekitar venue tempat bergulirnya ajang balap MotoGP sangat mendapat sorotan dari tiap tim maupun rider.

Ketika cuaca panas, kondisi venue akan disebut dengan dry race. Sementara ketika hujan, lintasan akan basah dan dikenal dengan wet race.

Dua kondisi tersebut tentu bakal diantisipasi oleh pebalap maupun tim mereka. Sebab, riding gear maupun komponen motor ketika wet race akan berbeda dengan saat kondisi dry race.

Komponen yang Diganti

Risiko wet race juga lebih tinggi dibanding dengan dry race. Hal ini karena lintasan basah dan mengganggu grip atau tekanan ban.

Tak ayal jika komponen ban, baik depan maupun belakang, merupakan perihal yang paling berbeda antara balapan di kondisi wet race maupun dry race.

Melansir Gridoto, tipe ban dalam wet race akan menggunakan ban beralur. Berbeda dari dry race yang menggunakan tipe slick atau botak.

Ban yang digunakan memiliki karakter kompon dan kontruksi lebih lunak alias lebih soft dari ban tipe slick, sehingga mampu mencengkram aspal lebih kuat lagi.

Ban yang dibuat beralur berguna untuk membuang air yang dilintasi dan terpenting ban dirancang untuk bisa menciptakan panas agar grip ban lebih baik.

Baca juga: Daftar Pemenang MotoGP Perancis, Digdaya Honda dan Yamaha

Selain ban, per shock depan juga diganti dengan karakter lebih lembut. Tujuannya agar sok depan mampu mentransfer bobot dab ban bisa mencipta panas serta mencengkram.

Komponen sok belakang juga biasanya diganti dengan tipe lebih lembut dengan tujuan yang sama seperti sok depan.

Komponen berikutnya yang diganti ketika wet race adalah piringan rem alias cakram karbon.

Sebenarnya bisa saja tidak diganti, asalkan panas suhu cakram bisa di atas 200 derajat Celcius. Namun jika tidak, maka rem karbon tidak akan bekerja sempurna.

Baca juga: Profil Andrea Dovizioso, Pebalap Terlama Ducati yang Terabaikan

Maka itu kebanyakan tim mengganti dengan piringan rem berbahan stainless steel yang bisa bekerja dalam suhu dingin.

Komponen yang tak kalah penting untuk diganti adalah setting elektronik dari ECU.

Setting mesin dibuat untuk mengantarkan tenaga menjadi lebih halus ke roda belakang.

Setting elektronik ini juga menyesuaikan kebutuhan lain seperti kontrol traksi dan lainnya.

Cara Adaptasi Pebalap saat Wet Race

Melansir Kompas Otomotif, kondisi wet race adalah seni yang rumit yang tidak semua orang bisa menguasainya. Tapi, semua pebalap setuju bahwa dalam wet race, risiko yang dijalani pun berlipat ganda.

Baca juga: Profil Tim Indonesian Racing Gresini, Diisi Pebalap Argentina dan Spanyol

"Di wet race, perbedaan utamanya cukup jelas. Anda harus bisa membalap lebih halus, dengan kemiringan yang lebih rendah, lebih hati-hati dengan gas, dan khususnya dengan rem. Tapi, tidak berarti Anda tidak bisa melaju sangat kencang," ujar Dani Pedrosa, dikutip dari Boxrepsol.com.

Saat balapan di trek kering, batasannya hanya ada dua, motor yang digunakan sepanjang akhir pekan dan diri sendiri. Tapi, ketika wet race, batasan tersebut jadi tidak jelas, dan di situlah letak risikonya.

Pengereman tak kalah penting dalam kondisi wet race. Sebelumnya, saat kondisi trek basah, motor MotoGP akan menggunakan rem cakram dari baja.

Sebab, rem karbon tidak dapat bekerja dengan baik dalam temperatur yang rendah karena terkena air.

Baca juga: MotoGP Perancis - Murid Rossi Singgung Perpisahan dengan Sepak Bola

Namun demikian, teknologi membuat komponen rem tak perlu diganti. Sekarang rem cakram karbon tetap digunakan dalam kondisi trek basah sekalipun.

Motor MotoGP akan menggunakan penutup pada bagian rem cakram untuk menjaga temperaturnya tidak menurun drastis.

Adaptasi terakhir pada motor dilakukan pada bagian suspensi. Pengaturan suspensi untuk trek kering dan trek basah berbeda.

Pada wet race, suspensi dibuat lebih empuk. Dengan begitu, motor tidak memberikan banyak tekanan pada ban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com