TOKYO, KOMPAS.com - Kembali menegaskan bahwa Olimpiade Tokyo pada 2021 tetap berjalan sesuai jadwal, pemerintah Jepang mengingatkan kembali kesehatan atlet.
"Bagian dari rencana menjaga kesehatan atlet itu adalah dengan mempersiapkan tenaga medis," kata Menteri Urusan Olimpiade Seiko Hashimoto di hadapan parlemen, Selasa (26/1/2021).
Seiko Hashimoto, perempuan menteri itu mengatakan pihaknya akan merekrut sekitar 10.000 staf bidang kesehatan dalam rangka menyukseskan Olimpiade Tokyo yang akan berlangsung mulai 23 Juli 2021 itu.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, 2 Klaim Florida Tawarkan Jadi Pengganti Tokyo
Data menunjukkan, Jepang masih memiliki tingkat pandemi corona yang tinggi menjelang sekitar 200 hari perhelatan Olimpiade.
Bahkan, hingga ini, kota-kota besar di Tokyo masih berstatus darurat karena terpaan pandemi corona.
"Kami akan meninjau ulang kembali penetapan status itu pada Minggu (7/1/2021)," ujar Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga.
Total, hingga kini, ada sekitar 5.000 kematian lantaran pandemi Covid-19.
Atlet
Para dokter sudah mengingatkan bahwa fasilitas kesehatan terancam kolaps apabila ada klaster baru pada Olimpiade Tokyo nanti.
Pada Olimpiade Tokyo nanti ada sekitar 11.000 atlet dari 200 negara berpartisipasi.
Sementara itu, belum ada keputusan mengenai diizinkan atau tidaknya keberadaan penonton pada laga-laga Olimpiade nanti.
"Tidak ada keputusan mengenai hal itu sebelum musim panas," tutur Seiko Hashimoto.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Florida Beri Tawaran
Komite Olimpiade Internasional (IOC) sejauh ini bakal mengupayakan agar atlet mendapatkan prioritas vaksinasi.
Sementara, Presiden Komite Olimpiade Perancis memperingatkan bahwa atlet yang tidak divaksinasi anti-virus corona bakal menghadapi kesulitan ekstrem di Jepang.
Termasuk, saat 14 hari masa karantina.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Federasi Atletik Jepang Sebut Dua Kota Penyelenggaraan Uji Coba
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.