Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wawancara Eksklusif dengan Priska Madelyn Nugroho, Target ke Level Pro hingga Regenerasi Petenis Indonesia

Kompas.com - 22/01/2021, 12:10 WIB
M. Hafidz Imaduddin,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

Kalo turnamen itu sebenarnya ada. Namun, kalau di Asia masih belum ada. Saya rencananya Februari nanti mau ikut turnamen level senior di Mesir. Rencananya saya tiga minggu di sana.

Saya juga sudah mengurus visa untuk ikut turnamen itu. Namun, kita masih menunggu perkembangan pandemi virus corona sekarang.

Target saya untuk 2021 adalah mengikuti turnamen Grand Slam Junior, yakni Australia Open, US Open, Wimbledon, dan Rolland Garros.

Secara persyaratan (ranking ITF), saya sudah bisa mengikuti turnamen Grand Slam. Cuma, sampai sekarang masih belum ada kepastian apakah turnamen Grand Slam Junior tahun ini ada atau tidak, karena mereka pasti memprioritaskan level senior dulu.

Selain Grand Slam Junior, target saya untuk 2021 adalah mengikuti turnamen level senior 15.000 dollar Amerika Serikat (tingkat paling rendah).

Bagaimana persiapan mengikuti turnamen setelah lama tidak bertanding kompetitif?

Saya sudah lama tidak ikut turnamen. Mungkin sudah hampir satu tahun. Terakhir kali saya ikut turnamen itu FED Cup tahun lalu, sekitar Maret 2020.

Karena sudah lama tidak bertanding, jadi mungkin sentuhan bola atau jiwa kompetitifnya sudah agak hilang sekarang.

Namun, setiap latihan, kami juga bermain match. Jadi, mungkin itu sedikit membantu kami untuk merasakan atmosfir pertandingan.

Bagaimana tanggapan Priska tentang Alexandra Eala yang awal tahun ini sudah mengikuti turnamen?

Iya, dia sudah main ke mana-mana sejak tahun lalu. Meskipun orang Filipina, Alex saat ini latihan di Spanyol, di Rafael Nadal Academy. Ada keuntungan dari hal itu.

Di Eropa lebih banyak turnamen daripada Asia. Perjalanan antarnegara di Eropa juga lebih mudah selama pandemi karena bisa melalui jalur darat. Faktor itu memudahkan Alex untuk mengikuti banyak turnamen.

Kalau di Asia, sebenarnya juga ada banyak turnamen. Namun, banyak turnamen yang harus ditunda karena pandemi.

Tahun lalu, kami sebenarnya berencana ke Thailand untuk turnamen. Namun, turnamen itu tiba-tiba dibatalkan. Rencana saya ke Mesir (Februari 2021) juga masih belum pasti karena kendala pandemi virus corona ini.

Sebenarnya bukan hanya saya saja atau pemain Indonesia yang kesulitan mencari turnamen selama pandemi. Banyak pemain Asia lain yang juga kesulitan karena aturan penerbangan dan lain-lain.

Lebih suka bermain tunggal atau ganda?

Kalau sekarang, saya masih harus bermain tunggal dan ganda.

Sebab, untuk level junior, penghitungan poin (untuk ranking dunia) dari tunggal dan ganda itu digabung.

Kalau sekarang disuruh memilih tunggal atau ganda, saya tidak bisa karena suka keduanya.

Namun, bagamainapun bermain tunggal di dunia tenis pasti lebih prestise daripada ganda.

Terkait perbedaannya, bermain ganda tentu akan lebih sulit karena harus menyesuaikan pasangan. Kalau mendapat pasangan yang cocok, tentu saja saya bisa bermain lebih baik.

Di level junior ini, pasangan bermain ganda juga tidak tetap. Jadi, itu semua tergantung pasangan. Kalau mendapat yang cocok, tentu saya bisa bermain lebih fun.

Bagaiamana regenerasi petenis di Indonesia? Sebab, sudah lama tidak ada petenis Indonesia yang bisa berprestasi di level internasional sebelum akhirnya ada nama Priska.

Menurut saya, regenerasi petenis di Indonesia itu memang lama.

Sebelum saya, petenis putri Indonesia yang berhasil juara Grand Slam adalah Angelique Widjaja (Wimbledon Junior 2001, Roland Garros Junior 2002, dan Australia Open Junior 2002).

Mungkin masalah utamanya (terkait regenerasi petenis di Indonesia) adalah dana (untuk mengikuti turnamen).

Sebab, petenis harus mengikuti banyak turnamen untuk mengumpulkan poin dan memperbaiki peringkat hingga akhirnya bisa bermain di Grand Slam.

Jalur awal petenis Indonesia, termasuk saya, untuk bisa mengumpulkan poin dan memperbaiki peringkat adalah mengikuti banyak turnamen di Asia.

Setelah masuk 100 besar atau 50 besar dunia, kita berpeluang mendapatkan Grand Slam Develpoment Fund Touring yang disponsori ITF.

Menurut saya, ITF Grand Slam Develpoment Fund (GSDF) Touring adalah batu loncatan untuk petenis-petenis junior di Indonesia.

Pasalnya, jika berhasil masuk ke program itu, kita bisa fokus mengikuti turnamen karena seluruh biaya dari pesawat, makanan, sampai akomodasi, sudah ditanggung.

GSDF adalah program pembinaan yang ditujukan untuk negara berkembang, termasuk Indonesia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Thailand Open 2024: Gregoria dkk Antisipasi Faktor Angin Saat Bertanding

Thailand Open 2024: Gregoria dkk Antisipasi Faktor Angin Saat Bertanding

Badminton
Harapan Pemain Persib soal VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024

Harapan Pemain Persib soal VAR di Championship Series Liga 1 2023-2024

Liga Indonesia
Thailand Open 2024, Ester dan Komang Bawa Spirit Piala Uber

Thailand Open 2024, Ester dan Komang Bawa Spirit Piala Uber

Badminton
Bali United Vs Persib: Hodak Ogah Lihat Masa Lalu, Ujian Angin Kencang

Bali United Vs Persib: Hodak Ogah Lihat Masa Lalu, Ujian Angin Kencang

Liga Indonesia
Patrick Cutrone Bawa Como Promosi, Kelahiran Kembali Titisan Inzaghi

Patrick Cutrone Bawa Como Promosi, Kelahiran Kembali Titisan Inzaghi

Liga Italia
Indra Sjafri Buka Kans Pemain Keturunan Perkuat Timnas U20 Indonesia

Indra Sjafri Buka Kans Pemain Keturunan Perkuat Timnas U20 Indonesia

Timnas Indonesia
Madura United Vs Borneo FC: Sape Kerrab Ogah Terbuai Memori Indah

Madura United Vs Borneo FC: Sape Kerrab Ogah Terbuai Memori Indah

Liga Indonesia
Skenario Man City dan Arsenal Juara Liga Inggris, Selisih Gol Bisa Menentukan

Skenario Man City dan Arsenal Juara Liga Inggris, Selisih Gol Bisa Menentukan

Liga Inggris
Bali United Vs Persib: Optimisme Hodak di Tengah Bayangan Rekor Buruk

Bali United Vs Persib: Optimisme Hodak di Tengah Bayangan Rekor Buruk

Liga Indonesia
Demi Juara Liga Inggris, Pemain Arsenal Rela Jadi Suporter Tottenham

Demi Juara Liga Inggris, Pemain Arsenal Rela Jadi Suporter Tottenham

Liga Inggris
Tekad Satoru Mochizuki Tingkatkan Performa Timnas U17 Putri Indonesia

Tekad Satoru Mochizuki Tingkatkan Performa Timnas U17 Putri Indonesia

Timnas Indonesia
Arsenal Cetak Sejarah, Lampaui Rekor 'The Invincibles' Pimpinan Wenger

Arsenal Cetak Sejarah, Lampaui Rekor "The Invincibles" Pimpinan Wenger

Liga Inggris
Bologna ke Liga Champions, Sejarah Motta, Fondasi Mihajlovic

Bologna ke Liga Champions, Sejarah Motta, Fondasi Mihajlovic

Liga Italia
Timnas Indonesia Pantang Remehkan Filipina, Pemain U23 Jangan Kecil Hati

Timnas Indonesia Pantang Remehkan Filipina, Pemain U23 Jangan Kecil Hati

Timnas Indonesia
Klasemen Proliga 2024, Jakarta STIN BIN No 1 Putra, Popsivo Polwan Belum Terkalahkan

Klasemen Proliga 2024, Jakarta STIN BIN No 1 Putra, Popsivo Polwan Belum Terkalahkan

Sports
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com