JAKARTA, KOMPAS.com - Olahraga bersepeda kian menjadi pilihan bagi kebanyakan warga masyarakat untuk mempertahankan kesehatan dan kebugaran.
Olahraga bersepeda, baik untuk prestasi maupun untuk kebutuhan rekreasi, sudah dikenal mampu memberikan nilai lebih.
Fenomena bersepeda menjadi kentara setelah pandemi Covid-19 sejak bulan ketiga 2020 melanda tak hanya Tanah Air, juga dunia.
Setiap saat, begitu banyak bisa disaksikan orang bersepeda di berbagai kesempatan.
Baca juga: Olahraga Bersepeda Bisa Jadi Andalan Kepri
Catatan terkini dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan pesepeda di Jakarta.
Di dua jalan utama Jakarta yakni Thamrin dan Sudirman, ITDP Indonesia menginformasikan bahwa terjadi 10 kali lipat jumlah pesepeda melintasi kedua jalan itu.
Sementara, dalam catatan refleksi Kompas.com pekan ini, penjualan sepeda terbilang melesat.
Ada lima merek sepeda yakni Element, Police Bike, Camp, Ion, dan Capriollo sukses menembus target penjualan setahun hanya dalam kurun waktu enam bulan pertama 2020.
Hingga 14 Juni 2020, target penjualan sudah mencapai 300.000 unit.
Jenis sepeda yang laris manis adalah sepeda lipat (seli).
Sementara, penjualan sepeda gunung, sepeda balap, dan sepeda anak ukuran 12, 14, dan 16 menyusul di belakang seli.
Bersepeda di jalan raya, kemudian, menjadi hal yang mengasyikkan dan seolah menjadi kebiasaan baru atau dalam Bahasa Latin, novus habitus.
Kendati demikan, catatan dari Ketua Bike2Work Indonesia Poetoet Soedarjanto bagi kebiasaan baru itu sedikitnya mengemukakan dua hal penting yang mesti menjadi perhatian.
Pertama, pilihan bersepeda harus mengutamakan kesiapan kondisi tubuh dan sepeda sebelum melakukan olahraga tersebut.
"Biasakan melakukan pemanasan sebelum bersepeda," kata Poetoet.