KOMPAS.com - Ancaman pandemi virus corona membuat penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 baru mengantongi 80 persen izin penggunaan fasilitas.
Sementara sisanya, termasuk dua venue terbesar, belum bisa diamankan pemakaiannya oleh panitia penyelenggara (panpel) Olimpiade Tokyo pada 2021.
Informasi tentang hambatan mengantongi izin penggunaan fasilitas pertama kali disampaikan oleh Ketua Panitia Penyelenggara Olimpiade Tokyo, Yoshiro Mori.
"Kami telah mendapatkan izin penggunaan fasilitas untuk tahun depan sekitar 80 persen," ucap Yoshiro Mori, dalam rapat dewan eksekutif panitia penyelenggara, seperti dikutip BolaSport dari Asahi Shimbun.
Baca juga: Praveen Jordan Belajar dari Kegagalan di Olimpiade Rio 2016
"Meski begitu, ada juga beberapa venue yang sudah direservasi untuk penggunaan lain pada tahun depan," kata Mori lagi.
Beberapa venue yang masih perlu diamankan panpel Olimpiade Tokyo ialah 5.000 unit apartemen untuk Kampung Atlet alias Atheletes Village dan Tokyo Big Sight yang akan diperuntukkan sebagai media center bagi para wartawan peliput.
Mori mengatakan, pihaknya optimistis bisa mengamankan hak penggunaan dua venue tersebut meski mereka harus bekerja keras untuk itu.
Dalam kesempatan terpisah, Direktur Operasional Olimpiade Pierre Ducrey menyebut bahwa masalah Kampung Atlet berada di urutan teratas bagi panpel saat ini.
Baca juga: Jepang Jamin Kesiapan Arena Olimpiade Tokyo
Panpel Olimpiade Tokyo terus mendiskusikan upaya untuk menyederhanakan pelaksanaan pesta olahraga dunia empat tahunan tersebut demi menghemat biaya.
Namun, tidak ada penjelasan lebih detail termasuk kisaran biaya tambahan dari penangguhan penyelenggaraan Olimpiade Tokyo.
Sejauh ini, CEO Olimpiade Tokyo Toshiro Muto menyebut angka 200 juta dolar AS sebagai pengurangan, tetapi dia enggan menjelaskan di bagian mana pengurangan itu akan terjadi.
Penundaan pelaksanaan Olimpiade Tokyo diperkirakan bakal menambah anggaran sekitar 2 sampai 4 miliar dollar.
Baca juga: Olimpiade Tokyo, Mayoritas Sponsor Mulai Tak Yakin
Sebelumnya, Komite Olimpiade Internasional (KOI) mengatakan bahwa pihak mereka akan memberi bantuan dana sebesar 650 juta dollar kepada Jepang, tetapi tidak merinci lebih detail peruntukkannya.
Beberapa hal lain yang sampai sekarang masih belum jelas ialah keterlibatan penonton dan keselamatan atlet di ajang Olimpiade Tokyo.
"Masih ada banyak hal yang belum jelas dan sejumlah observasi terkait situasi virus Corona pada musim panas tahun depan," ucap Mori.
"Masih terlalu dini untuk berspekulasi dan mendiskusikannya pada saat ini," kata Mori lagi.
Baca juga: IOC Larang Aksi Protes Berbau Isu Rasial Selama Olimpiade Berlangsung
Olimpiade Tokyo semula dijadwalkan mulai berlangsung pada 24 Juli 2020 mendatang.
Namun, pandemi virus Corona alias Covid-19 membuat pelaksanaan Olimpiade tersebut mundur sampai 23 Juli 2021. (Diya Farida Purnawangsuni)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.