KOMPAS.com - Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, memanfaatkan jeda satu tahun penundaan Olimpiade Tokyo 2020 untuk memoles lebih dalam anak asuhnya.
Sebanyak tiga pasangan anak asuhnya, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto masuk ke dalam peringkat 10 besar dunia.
Herry IP berterus terang akan mengevaluasi tim ganda purta, salah satunya terkait kekalahan yang dialami Marcus/Kevin dari ganda putra asal Jepang, Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe.
Melihat rekor pertemuan antara The Minions, julukan Marcus/Kevin, dengan Endo/Yuta Watanabe, wakil Indonesia selalu kalah dalam enam pertemuan terakhir sejak 2019.
Baca juga: Rival Berat Marcus/Kevin Akan Segera Pensiun
Kekalahan terakhir juga menyesakkan, The Minions kalah di partai puncak All England 2020.
"Namanya di pertandingan, banyak faktor yang menentukan seorang pemain bisa jadi juara," kata Herry IP dikutip Badminton Indonesia.
"Tim kami harus latihan lagi, banyak evaluasi, memang kemarin kalah tapi harus dilihat bagaimana kalahnya, proses ini yang lebih penting untuk pembelajaran," tambahnya.
Pelaksanaan Olimpiade Tokyo 2020 diundur satu tahun ke depan, tepatnya 23 Juli-8 Agustus 2021. Waktu panjang itu tentu menjadi momen guna memperbaiki diri.
"Selain cari celah kelemahan lawan, kita juga cari cara untuk perbaiki apa yang jadi kelemahan kita," kata dia.
Baca juga: Termasuk Final Marcus/Kevin, Ini 5 Laga Terbaik All England 2020 Pilihan BWF
"Tapi kita juga jangan terlalu fokus ke satu lawan saja, masih banyak lawan yang lain yang juga harus diwaspadai," ujar Herry melanjutkan.
Sebelumnya, pelatih berjuluk Coach Naga Api itu telah memiliki catatan khusus soal kelemahan Endo/Yuta Watanabe melihat pertandingan terakhir dengan Marcus/Kevin.
""Kalau dilihat kemarin performa Yuta Watanabe selama All England memang bagus sekali. Jarang membuat kesalahan sendiri."
"Kalau mau dapat poin dari mereka itu, persentasenya kita harus lebih banyak membunuh dibanding menunggu mereka mati (salah sendiri)," ucap Herry IP.
Baca juga: Ganda Putri Jepang Tersipu Malu Saat Hendak Berfoto dengan Marcus/Kevin
Coach Naga Api menekankan untuk mengambil poin dari Endo/Watanabe, diperlukan serangan tepat sasaran dan kondisi fisik yang prima.
Pasalnya, Endo/Watanabe dikenal sebagai ganda putra yang memiliki defend rapat dan justru senang apabila diberikan serangan keras dan cepat.
"Memang kalau ketemu Endo/Watanabe kondisi fisik kita harus benar-benar fresh. Karena seperti yang saya bilang, kalau mau ambil poin dari mereka harus membunuh," tegas Herry.
"Membunuh artinya apa? Ya kita harus menyerang. Nggak bisa kita dapat poin secara gratis, menunggu kesalahan mereka."
"Jadi benar-benar harus 'membunuh', makanya tenaga dan fisik harus fresh dan nggak boleh kendor," imbuhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.