Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sikap dan Cara Berpikir Peneliti

Kompas.com - 03/12/2023, 15:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Seorang peneliti harus memiliki sikap yang khas dan kuat dalam penguasaan prosedur dan prinsip dalam penelitian.

Selain itu, seorang peneliti juga diharapkan mempunyai pola pikir yang dapat mendukung tugas-tugas mereka.

Mari mengenal lebih lanjut mengenai sikap dan cara berpikir peneliti!

Sikap seorang peneliti

Sikap yang harus dipenuhi oleh seorang peneliti, sebagai berikut:

  • Obyektif

Seorang peneliti harus bisa memisahkan antara pendapat pribadi dengan fakta yang ada.

Demi menghasilkan penelitian yang baik, seorang peneliti harus bekerja sesuai dengan data yang ia peroleh di lapangan dan tidak memasukkan pendapat pribadi yang dapat mengurangi keabsahan hasil penelitian.

Hal ini diperlukan untuk menghindari bias dalam penelitian sehingga hasil penelitian bisa dipercaya.

Baca juga: Sikap Ilmiah dalam Etika Penelitian

  • Kompeten

Seorang peneliti yang baik mempunyai kompetensi terhadap hal yang ditelitinya.

Artinya, ia mempunyai pengetahuan mengenai obyek yang dikaji serta kemampuan dalam memilih dan menggunakan metode dan teknik penelitian tertentu.

Selain itu, peneliti juga perlu mempunyai kompetensi dalam melakukan analisis terhadap data yang didapat.

  • Faktual

Seorang peneliti harus bekerja berdasarkan fakta yang ia peroleh. Bukan berdasarkan harapan atau anggapan yang sifatnya abstrak.

Peneliti yang baik selalu mendasari hasil penelitiannya berdasarkan data dan fakta yang didapat di lapangan.

Baca juga: Pengertian dan Tujuan Penelitian

Cara berpikir peneliti

Bagaimana cara berpikir seorang peneliti?

Cara berpikir yang diharapkan untuk dimiliki seorang peneliti, sebagai berikut:

Seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti atau fakta yang dapat mendukung suatu pernyataan atau informasi. Dengan kata lain, tidak mudah percaya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

10 Jenis Drama Jawa

10 Jenis Drama Jawa

Skola
Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Pentingnya Tata Iringan dan Tata Suara Drama Jawa

Skola
Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Istilah 'Sandiwara' dalam Bahasa Jawa

Skola
Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Teks Anekdot Bahasa Jawa: Pengertian, Struktur dan Contoh

Skola
Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Fungsi Keprakan dan Dhodhogan pada Pergelaran Wayang Golek

Skola
Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Deiksis Bahasa Jawa: Pengertian dan Contoh

Skola
Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Kata Bahasa Jawa yang Sering Digunakan

Skola
Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Rancu Pikir dalam Bahasa Jawa

Skola
Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Bentuk Pronomina Persona dalam Bahasa Jawa

Skola
Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Kata Ganti Orang Kedua Tunggal Bahasa Jawa

Skola
Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Makna Filosofis Wayang Kulit sebagai Media Dakwah

Skola
Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Organel Sel yang Dimiliki Paramecium sp

Skola
Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Sifat Bayangan yang Terbentuk pada Kamera

Skola
Halogen yang Tidak Dapat Mengoksidasi Air

Halogen yang Tidak Dapat Mengoksidasi Air

Skola
8 Fase Bulan dan Penjelasannya

8 Fase Bulan dan Penjelasannya

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com