Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Dimensi Budaya Hofstede

Kompas.com - 03/12/2023, 04:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

Dimensi Maskulinitas-Feminitas

Dimensi ini mengacu pada sejauh mana suatu budaya mengutamakan nilai-nilai maskulinitas (keberhasilan, kekuasaan, persaingan) atau nilai-nilai feminitas (kualitas hidup, perawatan, kerja sama).

Label budaya maskulin menggambarkan perbedaan maksimal antara pria dan wanita, sedangkan label budaya feminim merujuk pada adanya tumpang tindih peran sosial yang dialami oleh wanita.

Masyarakat maskulin mendefinisikan peran gender lebih kaku daripada masyarakat feminim. Misalnya, masyarakat maskulin akan senang jika terdapat pekerjaan yang terbatas untuk pria atau hanya untuk wanita saja.

Pada masyarakat feminim, para wanita dapat menyetir truk atau menjadi ahli bedah. Sementara itu, para pria dapat menjadi perawat atau bapak rumah tangga.

Negara dengan tingkat maskulinitas tinggi adalah Jepang, Italia, Meksiko. Austria, dan Jerman. Di sisi lain, negara dengan tingkat feminitas tinggi adalah Belanda, Swedia, Denmark, dan Norwegia.

Baca juga: Pengertian dan Perbedaan Komunikasi Konteks Tinggi dan Rendah

Dimensi penghindaran ketidakpastian

Dimensi ini menjelaskan tentang tingkat di mana orang-orang dalam budaya tersebut mencoba untuk menghindari ketidakpastian.

Terdapat dua budaya masyarakat yaitu budaya penghindaran ketidakpastian tinggi dan budaya penghindaran ketidakpastian rendah.

Budaya dengan ketidakpastian yang tinggi akan berusaha mencari kepastian, mempunyai aturan yang kaku, dan menghindari risiko.

Sementara itu, budaya dengan ketidakpastian yang rendah lebih terbuka akan perubahan, lebih fleksibel, dan lebih toleran terhadap ketidakpastian.

Negara dengan penghindaran ketidakpastian tinggi adalah Jepang, Perancis, Yunani, Jerman, Rusia. Sementara itu, negara dengan penghindaran ketidakpastian rendah adalah Belanda, Swedia, Denmark, Singapura, dan Norwegia.

Dimensi jangka panjang dan jangka pendek

Dimensi ini mencerminkan sejauh mana masyarakat cenderung mempunyai perspektif jangka panjang yang fokus pada masa depan atau lebih cenderung mempunyai perspektif jangka pendek yang lebih berorientasi untuk memuaskan kebutuhan saat ini.

Dimensi jangka panjang dan jangka pendek menggambarkan perbedaan dalam orientasi waktu masyarakat.

Negara-negara dengan orientasi jangka panjang cenderung mempunyai perspektif waktu yang lebih luas, fokus pada masa depan, menghargai ketekunan, pengendalian diri, dan pembangunan.

Sementara itu, negara-negara dengan orientasi jangka pendek cenderung mempunyai perspektif waktu yang lebih singkat, fokus pada kepuasan dan kebutuhan saat ini, dan cenderung lebih individualistik.

Negara dengan masyarakat penganut budaya orientasi jangka panjang yang tinggi adalah Jepang, Korea Selatan, China, dan Taiwan.

Sementara itu, negara dengan masyarakat yang menganut budaya orientasi jangka pendek adalah Amerika Serikat, Perancis, Inggris, dan Italia.

Baca juga: Faktor Hubungan Antarpribadi dalam Komunikasi Antarbudaya

 

Referensi:

  • Herlina, Boer, R. F., Fasadena, N. S., Kede, A., Kahfi, M. A., Ganiem, L. M., Putri, S. S., Hasibuan, N., Subchan, N., & Deryansyah, A. D. (2023). Pengantar Ilmu Komunikasi. Basya Media Utama.
  • Wibowo, R. A. (2019). Komunikasi Bisnis. Radna Andi Wibowo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com