Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tanah Liat Primer dan Sekunder

Kompas.com - 12/10/2023, 06:00 WIB
Arfianti Wijaya,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

Sumber KBBI

KOMPAS.com - Tanah liat adalah tanah hasil pelapukan kerak bumi yang sebagian besar terdiri dari batuan granit dan batuan beku.

Tanah liat dapat dikelompokkan menjadi tanah liat primer dan tanah liat sekunder. Beriku penjelasannya: 

Tanah liat primer

Tanah liat primer adalah jenis tanah liat berasal dari pelapukan feldspatik oleh tenaga endogen yang tidak berpindah dari batuan induk.

Tanah liat primer, juga dapat disebut sebagai tanah liat residu, adalah tanah liat yang terdapat pada tempat di mana tanah itu terbentuk.

Baca juga: Cara Membuat Kerajinan dari Tanah Liat

Tanah liat primer merupakan pelapukan batuan beku yang mengandung mineral felspar yang meliputi jenis andesit, diorit, dan granit.

Semakin banyak kandungan felspar yang ada dalam batuan sebagai akibat dari pelapukan fisika dan kimia, maka mineral felspar dapat berubah menjadi mineral lempung yang dikenal sebagai tanah liat.

Sebutkan ciri-ciri dari tanah liat primer!

Ciri-ciri tanah liat primer sebagai berikut:

  • Pembentukkan tanah liat primer dibantu oleh tenaga air dan tenaga uap panas yang keluar dari dalam bumi.
  • Sifat tanah liat primer lebih murni dibanding tanah liat sekunder karena tidak terbawa arus air, angin, ataupun gletser.
  • Tanah liat primer cenderung berbutir kasar, tidak plastis, serta berdaya lebur yang tinggi dan daya susutnya kecil.
  • Warna tanah liat primer adalah putih atau putih kusam karena tidak tercampur dengan bahan organik, seperti ranting, humus, daun busuk, dan sebagainya.
  • Umumnya, tanah liat primer bersifat tahan api dengan suhu matang berkisar 1300-1750 derajat celsius.

Jenis tanah liat primer adalah kaolin, bentonite, dolomit, dan kuarsa. Biasanya tanah liat-tanah liat primer ini terletak di tempat yang lebih tinggi dibanding letak tanah liat sekunder.

Mineral kuarsa dan alumina juga dapat digolongkan sebagai tanah liat primer karena merupakan hasil samping pelapukan batuan feldspatik yang menciptakan tanah liat kaolinit.

Dalam keadaan kering, tanah liat primer akan sangat rapuh, sehingga dapat ditumbuk sampai menjadi seperti tepung.

Hal itu karena bentuk partikel yang dimiliki oleh tanah liat primer adalah simetris dan bersudut, tidak seperti tanah liat sekunder yang berupa lempengan sejajar. 

Baca juga: Cara Membuat Patung dari Tanah Liat

Tanah liat sekunder

Tanah liat sekunder dapat disebut sebagai tanah liat endapan.

Tanah liat sekunder adalah jenis tanah liat hasil pelapukan batuan feldspatik yang berpindah jauh dari batuan induknya karena tenaga eksogen dan bercampur dengan bahan-bahan organik ataupun anorganik selama perpindahannya, sehingga mengubah sifat-sifat dari tanah liat tersebut.

Tanah liat sekunder atau tanah liat endapan, adalah tanah liat yang dipindahkan oleh air, angin, ataupun gletser dari batuan induk yang sudah mengalami pelapukan.

Tanah liat sekunder telah mengalami sedimentasi. Oleh sebab itu, ia digolongkan pada batuan sedimen dan dapat juga disebut ssebagai tanah liat sedimen.

Perbedaan tanah liat primer dan tanah liat sekunder selain dari sifat tanah liat sekunder yang lebih tidak murni dibanding tanah liat primer yang telah disebutkan di atas, juga dari jumlah tanah liat sekunder yang lebih banyak dibanding tanah liat primer.

Transportasi air juga memberi pengaruh khusus pada tanah liat tersebut, seperti gerakan arus air cenderung menggerus mineral pada tanah liat menjadi partikel-partikel yang semakin kecil.

Ketika kecepatan arus melambat, partikel yang lebih berat akan mengendap dan meninggalkan partikel yang halus di dalam larutan.

Ketika arus air tenang, misalnya di danau atau di laut, partikel-partikel yang halus akan mengendap di dasarnya.

Tanah liat yang berpindah ini umumnya terbentuk dari beberapa sumber dan beberapa macam jenis tanah liat. Di setiap sungai, endapan tanah liat dari beberapa tempat cenderung bercampur bersama.

Yang merupakan sifat dari tanah liat sekunder adalah:

  • Tanah liat sekunder bersifat kurang murni karena tercampur dengan bahan organik atau sisa tumbuhan.
  • Sangat plastis.
  • Berbutir halus.

Baca juga: Proses Sedimentasi pada Batuan Sedimen Klastik

 

Referensi:

  • Mulyono, Tri. (2021). Bahan Bangunan dan Konstruksi. Yogyakarta: Stiletto Indie Book.
  • Ismail, S. & Yahya, M. (2023). Sains dalam Al-Quran. Aceh: Syiah Kuala University Press.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Siapa Itu Parikesit?

Siapa Itu Parikesit?

Skola
Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Karakter Tokoh Wayang Kumbakarna

Skola
Mengenal Tokoh Rahwana

Mengenal Tokoh Rahwana

Skola
Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Tokoh Anoman dalam Pewayangan Ramayana

Skola
Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Mengenal Ukara Lamba Basa Jawa

Skola
Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Bedane Geguritan Gagrak Lawas lan Gagrak Anyar

Skola
Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Prinsip dan Macam-macam Tembang Jawa Tengahan

Skola
Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Pengertian, Ciri-ciri, dan Contoh Tembang Jawa Gedhe

Skola
Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Gaman lan Aji-Ajine Wayang

Skola
Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Ratu, Negara, lan Patihe dalam Pewayangan

Skola
Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Peran Siswa dalam Mendukung Implementasi Wawasan Kebangsaan

Skola
Hubungan Antargatra

Hubungan Antargatra

Skola
Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Peran dan Ancaman dalam Membangun Integrasi Nasional

Skola
Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Kesediaan Warga Negara untuk Melakukan Bela Negara

Skola
Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Daerah Khusus, Daerah Istimewa, dan Otonomi Khusus

Skola
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com