Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Rumah Adat Padang beserta Keunikannya

Kompas.com - 17/09/2023, 11:00 WIB
Rahma Atillah,
Serafica Gischa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Rumah tradisional di Indonesia sangat beragam, di mana setiap daerah memiki berbagai macam bentuk dan ciri khas rumah tradisional masing-masing, salah satunya di Padang.

Mungkin kalian bertanya-tanya, Padang berada di provinsi mana?

Nah, Padang ini merupakan salah satu kota di provinsi Sumatera Barat yang letaknya berada di pertemuan dua lempeng raksasa dunia sehingga bangunan yang akan didirikan, akan diuji oleh gempa bumi, badai, dan angin topan serta cuaca panas.

Oleh sebab itu, masyarakat terdahulu tentu memerlukan rumah yang kokoh yang dapat bertahan dari segala guncangan tersebut. Maka, munculah rencangan bangunan Rumah Gadang.

Bagi masyarakat Padang rumah bukan sekedar sebagai tempat tinggal, tetapi rumah juga memiliki nilai adat yang dijunjung dan memiliki keunikannya tersendiri.

Untuk mengenal lebih dekat mengenai rumah adat padang, berikut penjelasannya.

Baca juga: Daftar Nama Rumah Adat di Indonesia

Rumah Gonjong Ampek Baanjuang

Rumah adat padang gonjong ampek wajib didirikan di daerah Luhak Nan Tigo, sebab merupakan sebuah tanda adat bagi masyarakat setempat.

Ampek dalam Bahasa Indonesia berarti empat, di mana berdasarkan namanya maka rumah jenis ini memiliki 4 buah gonjong di bagian atapnya. 

Selain itu rumah ini memiliki lebih dari tujuh ruangan, dengan ciri khasnya yaitu anjuang di sisi kanan dan kiri.

Rumah Gonjong Anam

Rumah ini terlihat unik dengan ukiran khas suku Minangkabau di sisi rumah, dengan tambahan anjuang di sisinya serta memiliki jendela yang jumlahnya lebih banyak.

Dengan banyaknya jendela tersebut, cahaya matahari yang masuk ke dalam rumah pun lebih banyak juga. Bangunan rumah ini tampak lebih modern, sebab Salangkonya bukan terbuat dari anyaman, melainkan dari papan.

Baca juga: Mengenal Rumah Adat di Pulau Sumatera

Rumah Gonjong Sibak Baju

Dalam bahasa Minangkabau ‘sibak baju’ berarti belahan baju. Berdasarkan istilah tersebut, sesuai dengan namanya, jenis rumah ini menyerupai belahan baju tradisional Sumatera Barat.

Rumah Gonjong Sibak Baju terdiri atas lima ruangan, dan terdapat dua gonjong yang dibangun di tengah rumah.

Rumah Gadang Gajah Maharam

Sebagaimana namanya, kata ‘Gajah’ di sini melambangkan bahwa rumah gadang jenis ini memiliki bentuk yang besar dan sangat luas.

Bagian ujung kanan dan kirinya mempunyai ruangan yang seolah-olah seperti sambungan dari bangunan utama.

Di dalamnya terdapat anjuang yang digunakan sebagai tempat bermain bagi anak-anak atau juga digunakan sebagai tempat menenun bagi para perempuan.

Rumah Gadang Gajah Maharam tidak lagi secara aktif digunakan untuk keperluan sehari-hari, namun hanya difungsikan kala ada upacara adat seperti pengangkatan gelar datuk, musyawarah pemangku adat, pernikahan, dan kematian saja.

Baca juga: Rumah Bolon, Rumah Adat Suku Batak di Sumatera Utara

Rumah Gadang Gonjong Limo

Rumah gadang tipe ini masih terdapat di daerah Koto Nan Ampek Kodya Payakumbuh. Rumah gadang ini memiliki bentuk yang mirip dengan rumah gadang rajo babandiang, di mana tidak memiliki anjuang namun memiliki tingkah di sebelah kirinya. 

Ciri khas dari Rumah Gadang Gonjong Limo terletak pada adanya penambahan gonjong di sisi kiri dan kanan bangunan dengan atapnya yang terdiri atas lima buah bagian yang ujungnya lancip di setiap sisi.

Rumah Gadang Rajo Babandiang

Rumah jenis ini banyak terdapat di Luhak Lima Puluh atau Kabupaten Lima Puluh Kota dan merupakan rumah adat kelarasan bodi chaniago yang menganut sistem demokrasi.

Rumah gadang jenis ini tidak memiliki anjuang, namun pada salah satu ujungnya ditinggikan 20 sampai 30 cm yang disebut dengan tingkah.

Rumah Gadang Batingkek

Sesuai dengan namanya, Rumah Gadang Batingkek memiliki keunikan tersendiri di mana bangunannya yang memiliki banyak tingkat.

Rumah jenis ini terdiri atas gonjong yang bertingkat-tingkat dengan bentuk yang runcing dan melengkung ke atas. Selain itu, terdapat dua gonjong yang menghadap ke depan rumah yang berfungsi sebagai jendela atau pelindung rumah.

Baca juga: Rumah Gadang, Rumah Adat Minangkabau Sumatera Barat

Keunikan rumah adat Padang

Rumah Gadang terkenal memiliki keunikan yang begitu mempesona, di mana keunikan tersebut muncul dari ide para nenek moyang terdahulu.

Berikut keunikan-keunikan yang dimiliki oleh rumah adat padang, antara lain:

Bagian dalam rumah gadang berusia 116 tahun yang bisa disewa wisatawan. Beberapa rumah gadang di Nagari Sumpu. Tanah Datar, Sumatera Barat, sudah berusia lebih dari 100 tahun.AUZI AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Bagian dalam rumah gadang berusia 116 tahun yang bisa disewa wisatawan. Beberapa rumah gadang di Nagari Sumpu. Tanah Datar, Sumatera Barat, sudah berusia lebih dari 100 tahun.

Bagian Rumah Gadang

Rumah Gadang yang didesain memanjang, dengan pintu yang berada di bagian tengah. Ketika memasuki rumah, maka akan terlihat tiang-tiang yang menjulang tinggi di seluruh bagian.

Rumah Gadang memiliki ruang lepas di dalamnya, dari ujung kanan hingga ujung kiri. Sedangkan bagian dari depan ke belakang disebut dengan lanjar.

Dapur terpisah dari rumah utama, tepatnya berada di bagian pangkal rumah atau sebelah kiri rumah, sedangkan kamar mandi di bagian belakang atau di samping rumah.

Gonjong (atap) rumah adat Minang berpadu di Kawasan Nagari 1000 Rumah GadangDok. Kompas TV Gonjong (atap) rumah adat Minang berpadu di Kawasan Nagari 1000 Rumah Gadang

Atap Rumah Gadang

Rumah Gadang memiliki bentuk atap yang memanjang dan berbentuk lengkung seperti tanduk kerbau, dengan bahan utamanya adalah ijuk dengan kayu-kayu pilihan yang memanjang.

Kemiringan atap yang sangat tajam memudahkan air hujan jatuh dengan cepat mengalir sehingga atap akan cepat kering dan mengurangi daya serap energi matahari.

Atap ijuk berfungsi menyerap sinar matahari pada siang hari, sedangkan pada malam hari akan membawa hawa hangat.

Baca juga: Beberapa Keunikan Rumah Adat di Indonesia

Tiang-tiang penyangga di bagian dalam gadang yang berusia 116 tahun. Tiang kayu berasal dari Pohon Jua. Batang pohon yang dipilih mesti di atas 50 tahun agar kokoh menyangga rumah gadang di Nagari Sumpu, Tanah Datar, Sumatera Barat. AUZI AMAZIA DOMASTY/ KOMPAS.com Tiang-tiang penyangga di bagian dalam gadang yang berusia 116 tahun. Tiang kayu berasal dari Pohon Jua. Batang pohon yang dipilih mesti di atas 50 tahun agar kokoh menyangga rumah gadang di Nagari Sumpu, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Tahan terhadap gempa

Pada setiap tiang-tiang rumah gadang diletakkan sandi atau sebuah batu yang cukup besar dan rata bagian atasnya yang digunakan sebagai penyangga antara tiang dengan tanah. 

Sandi inilah yang menjadi tempat berdirinya tiang-tiang utama rumah gadang, sehingga jika terjadi gempa akan bergoyang atau berayun saja dan menahan rumah untuk tidak roboh. 

Hal ini dapat dibuktikan dengan begitu banyaknya rumah gadang yang sudah berpuluh-puluh tahun, namun dapat tetap berdiri dengan kokoh.

Tanpa menggunakan paku

Dalam pembangunannya, rumah gadang tidak menggunakan paku, melainkan menggunakan pasak kayu sebagai pengganti paku.

Ketika terjadi gempa, pasak kayu ini akan mengikuti gerak tiang-tiang penyangga sehingga ritme gerakan tiang diikuti oleh pasak kayu. 

Hal tersebut membuat rumah gadang tetap berdiri tegap dan saling menopang antara pasak dan tiang-tiangnya jika terjadi gempa pasak akan semakin kuat menyangga tiang-tiang.

Terdapat banyak ukiran

Pada bagian depan rumah terdapat banyak sekali ukiran ornamen unik berupa ukiran-ukiran seni yang berpadu dengan seni arsitektur.

Ukiran tradisional Minangkabau terbagi atas tiga jenis berdasarkan inspirasi terbentuknya ukiran, yaitu pola geometri dengan motif tumbuhan, hewan, dan kehidupan sehari-hari.

Adapun ornamen-ornamen tersebut didominasi dengan motif dedaunan, bunga, dan akar-akaran, yang menunjukkan unsur penting pembentuk budaya Minangkabau, yaitu berguru pada alam.

Rumah gadangBiro Komunikasi Publik Kementerian PUPR Rumah gadang

Banyak lubang dan fentilasi udara

Rumah gadang memiliki banyak jendela-jendela besar dan ukiran-ukiran yang memiliki ratusan relung-relung yang menjadi tempat mengalirnya udara.

Sehingga angin tidak akan mendorong rumah gadang, melainkan mengalir begitu saja ke lubang-lubang dan diteruskan ke dinding bagian belakang.

Baca juga: Limpapeh Rumah Nan Gadang, Baju Tradisional Sumatera Barat

Pintu Rumah Gadang tidak menghadap ke jalan

Pintu Rumah Gadang tidak semuanya menghadap ke jalan raya, sebab ada aturan tertentu yang telah dijalankan dari dulu hingga kini.

Makna dari pintu menyamping atau tidak menghadap ke jalan adalah agar aktivitas di dalam rumah tidak terlihat langsung dari luar rumah.

Sebab, kegiatan di rumah gadang dihuni oleh para perempuan, maka dengan demikian akan lebih terjaga dari pandangan di luar rumah.

 

 

Referensi:

  • Fondina Gusriza. 2022. Analisis Potensi Objek Daya Tarik Wisata di Kawasan Seribu Rumah Gadang. Jurnal Pariwisata, Vol. 9 No.1.

  • Marthala A.E. 2013. Rumah Gadang: Kajian Filosofi Arsitek Minangkabau. Bandung: Humaniora Bandung. 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com