Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terumbu Karang: Jenis, Fungsi dan Dampak Kerusakan

Kompas.com - 22/06/2023, 17:30 WIB
Desi Selvia Ningrum,
Silmi Nurul Utami

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Terumbu karang adalah organisme yang bentuknya berupa batuan kapur (CaCO) dan berada di dasar perairan yang kuat menahan gelombang laut. Terumbu karang memiliki jenis yang beragam.

Terumbu karang memerlukan daerah dengan kualitas perairan yang baik, karena itu ada beberapa faktor lingkungan yang memiliki peran penting untuk mendukung pertumbuhan terumbu karang.

Selain itu, terumbu karang juga dapat terkena gangguan atau mendapatkan tekanan karena faktor alam maupun akibat dari kegiatan manusia. 

Berikut di bawah ini penjelasan mengenai jenis, peran dan dampak kerusakan terumbu karang!

Baca juga: Terumbu Karang sebagai Kekayaan Indonesia

Jenis-jenis terumbu karang

Terumbu karang terdiri dari tiga jenis, yaitu:

  • Terumbu karang penghalang (barrier reef) 
  • Terumbu karang tepi (barrier reef) 
  • Terumbu karang cincin

Terumbu karang penghalang (barrier reef

Tipe ini berada di lokasi yang berjauhan dari pantai dipisahkan lagi dari perairan dasar laut yang memiliki kedalaman sekitar 40 hingga 70 meter yang cocok untuk pertumbuhan karang batu. 

Baca juga: 4 Ekosistem Laut: Lautan, Pantai, Estauri, dan Terumbu Karang

Karang penghalang biasanya tumbuh memanjang, menyusuri pantai dan memutar membentuk seperti penghalang.

Contohnya adalah the great barier reef yang berada di timur laut Australia dan memiliki panjang 1350 mil.

Terumbu karang tepi (barrier reef

Tipe karang ini biasanya tumbuh di sepanjang pantai, kedalamannya kurang dari 40 meter, dan pertumbuhan karang terbaik berada di posisi yang cukup arus. 

Sedangkan karang yang tumbuh di tepi terluar terumbu karang dan di antara pantai akan memiliki pertumbuhan yang tidak begitu baik.

Hal tersebut disebabkan adanya endapan dari daratan dan terjadi kekeringan atau bleaching.

Baca juga: Bagaimana Coral Bleaching Dapat Terjadi?

Terumbu karang cincin

Tipe karang ini biasanya melingkari lagoon atau goba. Lagoon yang dilingkari oleh karang cincin memilki kedalaman 45 meter dan jarang memiliki kedalaman hingga 100 meter.

Contoh jenis terumbu karang cincin ini dapat ditemukan di Pulau Taka Bone Rate di Sulawesi Selatan.

Peran terumbu karang

Terumbu karang adalah habitat yang memiliki peran penting bagi organisme yang berada di laut. Peran yang dimiliki oleh terumbu karang adalah: 

  • Sebagai tempat perlindungan (penyangga) ekosistem pantai dari kerasnya arus dan gelombang (ombak) dari laut.
  • Menjadi daerah bagi biota organisme laut di sekitar terumbu karang (ikan karang demersal dan pelagik) sebagai daerah asuhan, daerah perlindungan dari predator, memijah dan tumbuh, dan menjadi daerah untuk mencari makan. 
  • Penyokong keanekaragaman hayati biota laut dan sumber plasma nutfah.
  • Sumber untuk bahan pangan, obat-obatan, kosmetika yang bahannya berasal dari hasil laut, dan bahan bangunan.
  • Dapat menjadi objek wisata karena memiliki panorama yang indah.

Baca juga: Mengapa Terumbu Karang perlu Dilestarikan?

Dampak Kerusakan Terumbu Karang

Adapun faktor alam yang menyebabkan kerusakan ekosistem terumbu karang adalah dampak dari pemanasan global yang menyebabkan coral bleaching atau pemutihan karang dan perubahan iklim yang terjadi. 

Sedangkan kegiatan manusia yang menyebabkan kerusakan terumbu karang adalah sebagai berikut:

  • Pembuangan limbah padat maupun cair dari kegiatan rumah tangga. industri. kegiatan wisata, resort, dan lain-lain.
  • Kegiatan penambangan karang yang akibatnya dapat merusak habitat biota perairan dan abrasi pantai.
  • Limbah air panas atau ballast water atau air balas yang masuk ke laut dapat mengancam kehidupan biota yang hidup di karang.
  • Kegiatan pengundulan hutan yang dapat meningkatkan erosi dan sedimentasi. Akibatnya turbiditas akan meningkat dan mengganggu repirasi polip atau hewan karang.
  • Wisatawan yang berjalan di terumbu karang dapat menyebabkan kerusakan terumbu karang.
  • Pembuatan jangkar.
  • Menggunakan alat-alat destruktif untuk kegiatan penangkapan ikan seperti bahan kimia beracun seperti sianida atau portas, peledak atau bom, dan aliran listrik. Menggunakan alat destruktif di atas dapat menyebabkan hancurnya terumbu karang, hingga hilangnya telur dan larva biota yang hidup di ekosistem ini.

Baca juga: Pengertian Ekosistem Estuaria dan Ekosistem Mangrove

Referensi:

  • Anggoro, Sutrisno. Biologi Perikanan dan Kelautan Indonesia. 2021. Aceh: Syiah Kuala University Press.
  • Ulimaz, Almira dan teman-teman. Biologi Dasar. 2022. Padang: Global Eksekutif Teknologi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com