Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Penyimpangan Bahasa dalam Puisi

Kompas.com - 12/05/2023, 13:00 WIB
Serafica Gischa

Editor

Dalam kutipan puisi tersebut, Rendra menggunakan kata 'ngusapi' dan 'nepuki' yang sebenarnya secara morfologis tidak tepat.

Penggunaan yang tepat adalah mengusapi' yang dibentuk dari kata dasar 'usap' + imbuhan 'me-i' dan kata 'menepuki' yang terbentuk dari kata dasar 'tepuk' + imbuhan 'me-i'.

  • Penyimpangan sintaksis

Penyimpangan sintaksis/penyimpangan pola kalimat dalam puisi. Penyair kerap mengabaikan aturan pola kalimat dalam kaidah bahasa. 

Contoh: puisi Chairil Anwar "Senja di Pelabuhan Kecil"

Ini kali tidak ada yang mencari cinta
Di antara gudang, rumah tua, pada cerita tiang serta temali

Pada kutipan puisi di atas Chairil menggunakan frase 'ini kali' yang sebenarnya tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

Penggunaan yang tepat seharusnya 'kali ini' karena bahasa Indonesia memiliki pola diterangkanmenerangkan.

Baca juga: Apa itu Puisi Naratif?

  • Penggunaan dialek

Kadang penyair merasa Bahasa Indonesia tidak mampu mewakili perasaannya secara tuntas, yang membuat penyair itu "terpaksa" menggunakan kosa kata bahasa daerahnya untuk mengungkapkan suatu perasaan/emosi tertentu.

Contoh: Puisi Wiji Thukul "Nyanyian Abang Becak" di bawah ini.

jika harga minyak mundhak 
simbok semakin ajeg berkelahi sama bapak

  • Penggunaan register

Penyimpangan berupa penggunaan ragam Bahasa/istilah yang digunakan kelompok profesi tertentu dalam masyarakat.

Penyair seringkali menggunakan register (dialek profesi) ini untuk menguatkan latar puisi yang temanya berkaitan dengan profesi tertentu itu. 

Contoh istilah “angguk balam” yang digunakan untuk orang yang kalau dinasihati seolah paham dengan selalu mengangguk-anggukan kepalanya.

  • Penyimpangan historis

Bentuk penyimpangan yang menggunakan kata-kata kuno yang sudah tidak digunakan lagi dalam kehidupan sehari-hari seperti kata jenawi, ripuh, bonda, dewangga, lampus dan sebagainya.

Contoh "Nyanyi Sunyi" karya Amir Hamzah di bawah ini yang mengunakan kata "lampus"

Sunyi itu luka 
Sunyi itu kudus 
Sunyi itu lupa 
Sunyi itu lampus

  • Penyimpangan grafologis

Penyimpangan yang tidak digunakannya tanda baca atau penggunaan huruf kapital sebagaimana mestinya dalam puisi. Ini misalnya mudah ditemui dalam puisi puisi Afrizal.

Baca juga: Musikalisasi Puisi: Pengertian dan Jenis-jenisnya

 

Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com