Oleh: Rina Kastori, Guru SMPN 7 Muaro Jambi, Provinsi Jambi
KOMPAS.com - Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia berawal dari keinginan federasi negara ini untuk menggabungkan Brunei, Sabah, dan Serawak ke dalam Federasi Malaysia.
Rencana pembentukan federasi ini mendapat tentangan dari Filipina juga Indonesia. Filipina menentang karena menganggap wilayah Sabah secara historis adalah milik Kesultanan Sulu.
Sementara Indonesia menentang karena pembentukan federasi ini merupakan bagian rencana Inggris untuk mengamankan kekuasaannya di Asia Tenggara.
Pembentukan Federasi Malaysia dianggap sebagai proyek Neokolonialisme Inggris yang membahayakan revolusi Indonesia.
Pada 16 September 1963, Federasi Malaysia dibentuk. Menghadapi tindakan ini, Indonesia mengambil kebijakan konfrontasi.
Pada 17 September 1963, hubungan diplomatik antara Indonesia dan Malaysia putus.
Baca juga: Sejarah Konfrontasi Indonesia dengan Malaysia
Selanjutnya pada 3 Mei 1964, Presiden Soekarno mengeluarkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora) yang berisi:
Saat konfrontasi Indonesia-Malaysia berlangsung, Malaysia dicalonkan menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB.
Pencalonan ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno.
Pada 7 Januari 1965, Malaysia dinyatakan diterima sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB, dengan spontan Presiden Soekarno menyatakan Indonesia keluar dari PBB.
Menjelang akhir 1965, Jenderal Soeharto saat itu memegang kekuasaan di Indonesia setelah adanya Gerakan 30 September (G30S/PKI) yang terkenal.
Baca juga: Berakhirnya Konfrontasi Indonesia-Malaysia
Karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia berkurang, dan peperangan pun mereda.
Pada 28 Mei 1966, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik, dan normalisasi hubungan antara kedua negara melalui konferensi di Bangkok, meski diwarnai dengan keberatan Soekarno.
Suka baca tulisan-tulisan seperti ini? Bantu kami meningkatkan kualitas dengan mengisi survei Manfaat Kolom Skola
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.