KOMPAS.com - Sosiologi mengkaji soal individu dan masyarakat dalam kelompok sosial. Oleh sebab itu, dibutuhkan teori untuk mempelajarinya.
Doyle Paul Johnson membagi teori sosiologi menjadi dua kelompok besar, yakni sosiologi makro dan sosiologi mikro.
Kajian sosiologi makro berfokus pada sistem sosial berskala besar. Sementara sosiologi mikro fokus utamanya terletak pada interaksi sesama individu.
Dikutip dari buku Pengantar Sosiologi Sejarah, Teori, Paradigma, dan Metodologinya (2021) karya Abd. Hannan, berikut pengertian sosiologi mikro menurut Randall Collins:
"Teori sosiologi mikro adalah teori yang ditujukan untuk menganalisis fenomena sosial di tingkat individu, seperti perilaku dan tindakan sosialnya."
Sementara, Gerhard Lenski mengartikan sosiologi mikro sebagai berikut:
"Teori sosiologi mikro adalah teori yang mempelajari dampak sistem sosial dan kelompok primer terhadap individu, beserta segala tindakan, sikap, dan perilaku sosial dirinya."
Ada dua hal penting dalam teori ini, yaitu individu dan tindakan sosial. Kajian sosiologi mikro berangkat dari asumsi dasar bahwa manusia adalah pribadi yang aktif.
Dengan kemampuan yang dimilikinya, manusia senantiasa memosisikan dirinya sebagai aktor yang selalu bertindak.
Dilansir dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), teori sosiologi mikro diarahkan untuk analisis detail soal apa yang dilakukan, dikatakan, dan dipikirkan manusia.
Kesimpulannya, teori sosiologi mikro adalah teori yang mengkaji tindakan dan fenomena sosial dalam skala individu atau kelompok kecil.
Contoh teori sosiologi mikro adalah teori tentang interaksi diri dan pikiran, definisi situasi, konstruksi sosial terhadap realitas, peran sosial, strukturalisme, serta pertukaran sosial.
Contoh kajian dalam teori sosiologi mikro adalah: