KOMPAS.com - Perhitungan BEP atau Break Even Point sangatlah penting dan wajib dilakukan perusahaan. Karena perhitungan ini menjadi bahan atau dasar penentuan jumlah komoditas yang akan diproduksi beserta biaya yang diperlukan.
Tujuan utama dari perhitungan BEP ialah untuk menekan biaya produksi dan operasional serendah mungkin, tanpa mengurangi kualitasnya.
BEP juga bertujuan untuk menentukan harga produk yang dirasa sesuai, agar mendapat keuntungan maksimal.
Apa itu BEP?
Proyeksi jumlah barang yang diproduksi dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mencapai titik impas kembalinya modal merupakan pengertian dari break even point (BEP).
Sementara menurut Ayu Laili Rahmiyati dalam Buku Ajar Konsep Dasar Pembiayaan dan Penganggaran Kesehatan (2021), break even point atau titik impas adalah titik di mana biaya atau pengeluaran perusahaan memiliki kedudukan yang setara dengan pendapatan. Kata lainnya, perusahaan tidak mengalami rugi atau untung.
Baca juga: Ciri-ciri Kurva Permintaan dan Penawaran
BEP berfungsi sebagai bahan perencanaan perusahaan dalam bidang penjualan, supaya terhindar dari kerugian dan mendapat keuntungan maksimal.
BEP juga berfungsi sebagai informasi atau pedoman dalam memecahkan berbagai permasalahan.
Dikutip dari buku Manajemen Keuangan: Teoritik dan Praktik (2021) karya Ratna Dumilah, analisis perhitungan BEP bisa berubah dikarenakan adanya perubahan harga jual, perubahan biaya tetap atau biaya variabel, dan perubahan komposisi penjualan.
Perhitungan BEP memiliki dua jenis, yakni:
Rumus perhitungannya:
Untuk perhitungan harga jual per unit dikurangi biaya variabel per unitnya akan menghasilkan nilai margin kontribusi per unit. Nilai ini bisa digunakan untuk menghitung BEP unit dan juga BEP Rupiah.
Rumus perhitungannya: