KOMPAS.com - Burung gagak dengan warnanya yang hitam mengilap sering kali dinilai menyeramkan karena dianggap sebagai pertanda kematian.
Kehadiran burung gagak ditempat yang biasanya tidak disinggahi dianggap membawa pertanda buruk, entah kematian, musibah, mayat, perkuburan, atau bahkan perang yang akan menimpa wilayah tersebut.
Burung gagak identik dengan kematian karena mereka berperilaku aneh di dekat rekan spesienya yang meninggal.
Mereka akan menyalak dan memberitahu rekan lainnya yang masih hidup akan kematian tersebut. Mereka juga adalah predator pemakan bangkai.
Pada zaman perang dunia kumpulan gagak berkumpul di medan perang dan memakan jasad perwira yang gugur. Selain hal tersebut, berikut adalah fakta dan mitos tentang burung gagak yang menarik untuk diketahui!
Baca juga: Fakta Unik Rafflesia Arnoldii, Bunga Tunggal Terbesar di Dunia
Burung gagak dinilai sebagai pertanda kematian dilihat dari perilakunya saat ada burung gagak lain yang mati. Mereka akan menyalak dengan berisik dan melakukan semacam pemakaman bagi rekannya yang meninggal.
Dilansir dari National Geographic, hal itu tidak berarti gagak berduka akan kematian rekannya namun mereka cenderung mencoba mencari tahu apakah ada ancaman di mana kematian tersebut terjadi sehingga bisa menghindarinya.
Burung gagak mengerti akan kematian dan takut akan hal tersebut, mereka cenderung menghindari tempat dan obyek yang dianggap mengancam nyawa.
Burung gagak dalam mitologi kuno bangsa Celtic dianggap merupakan perwujudan tiga dewi perang dan kematian, yaitu Morrigan.
Dilansir dari Mythopedia, Morrigan terdiri dari tiga dewi paling kuat di Irlandia, mereka dapat melihat masa depan dan akhir dunia yang bisa memberikan ketakutan magis luar biasa.
Gagak dapat berkomunikasi dengan sesamanya dengan panggilan-panggilan yang berbeda. Mereka bertukar berbagai macam informasi dan dapat meminta pertolongan saat merasa terancam.
Kawanan gagak sering terlihat membantu rekannya yang sedang terancam dan juga mereka dikenal setia hanya pada satu pasangan.
Baca juga: Mariana Snailfish, Penghuni Palung Mariana
Gagak pantas diberi gelar sebagai hewan tercedas. Gagak memiliki kapasitas kecerdasan yang hampir setara dengan anak berusia tujuh tahun.
Saat diajari menggunakan suatu alat khusus, gagak akan mengingatnya. Dilansir dari National Geographic, sehari kemudian gagak menggunakan alat khusus tersebut kembali di antara pilihan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa ia lebih pintar dari monyet.
Gagak juga dapat mengenali wajah manusia, berkomunikasi dengan sesamanya. Sehingga saat ada orang baru masuk ke wilayahnya mereka akan saling berkomunikasi dan memberikan respons buruk pada orang tersebut, mirip seperti bergosip ya.
Dilansir dari Thought Co., gagak dapat menggunakan alat, beradaptasi dengan cepat di lingkungan baru, merencanakan masa depan (mereka sering menabung makanan), dan memahami analogi (bisa mencocokan warna, bentuk, dan nomor).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.